حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ، وَإِبْرَاهِيمُ بْنُ دِينَارِ، وَابْنُ أَبِي عُمَرَ الْمَكِّيُّ، وَأَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، الضَّبِّيُّ جَمِيعًا عَنِ ابْنِ عُيَيْنَةَ، - وَاللَّفْظُ لاِبْنِ حَاتِمٍ وَابْنِ دِينَارٍ - قَالاَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ، عُيَيْنَةَ عَنْ عَمْرٍو، عَنْ طَاوُسٍ، قَالَ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ، يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ احْتَجَّ آدَمُ وَمُوسَى فَقَالَ مُوسَى يَا آدَمُ أَنْتَ أَبُونَا خَيَّبْتَنَا وَأَخْرَجْتَنَا مِنَ الْجَنَّةِ فَقَالَ لَهُ آدَمُ أَنْتَ مُوسَى اصْطَفَاكَ اللَّهُ بِكَلاَمِهِ وَخَطَّ لَكَ بِيَدِهِ أَتَلُومُنِي عَلَى أَمْرٍ قَدَّرَهُ اللَّهُ عَلَىَّ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَنِي بِأَرْبَعِينَ سَنَةً ‏"‏ ‏.‏ فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ فَحَجَّ آدَمُ مُوسَى فَحَجَّ آدَمُ مُوسَى ‏"‏ ‏.‏ وَفِي حَدِيثِ ابْنِ أَبِي عُمَرَ وَابْنِ عَبْدَةَ قَالَ أَحَدُهُمَا خَطَّ ‏.‏ وَقَالَ الآخَرُ كَتَبَ لَكَ التَّوْرَاةَ بِيَدِهِ ‏.‏
Terjemahan
Abdullah b. 'Amr b. al-'As dilaporkan

Saya mendengar Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda: Allah menetapkan ukuran (kualitas) penciptaan lima puluh ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi, seperti Takhta-Nya berada di atas air.

Comment

Kitab Takdir - Sahih Muslim 2653 b

Saya mendengar Rasulullah (ﷺ) bersabda: Allah menetapkan ukuran (kualitas) ciptaan lima puluh ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi, saat Singgasana-Nya berada di atas air.

Komentar tentang Penetapan Ilahi

Hadis yang mendalam ini menetapkan doktrin Islam fundamental tentang al-Qadr (Ketetapan Ilahi). "Ukuran" merujuk pada penentuan tepat dari semua ciptaan - bentuk, rezeki, umur, dan takdir akhir mereka. Pengetahuan dan ketetapan Allah mendahului penciptaan sebenarnya selama lima puluh ribu tahun, menunjukkan bahwa tidak ada yang terjadi di luar kebijaksanaan-Nya yang sempurna.

Penyebutan Singgasana di atas air menunjukkan ini terjadi selama keadaan primordial penciptaan, sebelum pembentukan alam semesta fisik. Ini menekankan bahwa pengetahuan Allah adalah abadi dan independen dari waktu, mencakup semua yang telah, sedang, dan akan terjadi.

Perspektif Ilmiah

Imam An-Nawawi menjelaskan ini merujuk pada pengetahuan abadi Allah yang mencatat semua urusan ciptaan. "Lima puluh ribu tahun" melambangkan periode yang luas dan tak tertandingi, tidak harus pengukuran duniawi yang harfiah.

Ibn Hajar al-Asqalani mencatat bahwa hadis ini mengonfirmasi bahwa ketetapan ilahi mencakup kebaikan dan kejahatan, tetapi Allah hanya menghendaki kebaikan sambil mengizinkan kejahatan untuk kebijaksanaan yang lebih besar. Orang beriman menerima ini sambil mempertahankan tanggung jawab atas pilihan.

Implikasi Praktis

Ajaran ini menumbuhkan kepuasan dengan pembagian ilahi (qismah) dan kepercayaan pada kebijaksanaan Allah. Ini mengingatkan orang beriman bahwa rezeki, cobaan, dan peluang mereka diukur dengan tepat oleh Yang Maha Mengetahui.

Sambil menegaskan ketetapan ilahi, umat Islam masih harus berusaha dengan benar dan melakukan upaya yang sah, karena sarana juga ditetapkan. Keseimbangan antara kepercayaan pada Allah dan tindakan bertanggung jawab ini mendefinisikan pendekatan Islam terhadap takdir.