وَحَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، وَابْنُ، نُمَيْرٍ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ جَمِيعًا عَنْ حَفْصِ، بْنِ غِيَاثٍ - قَالَ ابْنُ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا حَفْصٌ، - عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ زَيْدٍ، عَنْ عُمَيْرٍ، مَوْلَى آبِي اللَّحْمِ قَالَ كُنْتُ مَمْلُوكًا فَسَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَأَتَصَدَّقُ مِنْ مَالِ مَوَالِيَّ بِشَىْءٍ قَالَ " نَعَمْ وَالأَجْرُ بَيْنَكُمَا نِصْفَانِ " .
Terjemahan
Hammam b. Munabbih berkata
Ini adalah beberapa hadis Muhammad. Rasulullah (صلى الله عليه وسلم), yang disampaikan kepada kami atas otoritas Abu Huraira. Maka dia meriwayatkan satu hadits dari mereka (seperti ini): Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda: Tidak seorang wanita boleh berpuasa ketika pasangannya hadir (di dalam rumah) kecuali dengan izinnya. Dan dia tidak boleh mengizinkan seorang pun (mahram) di rumahnya, sementara dia (suaminya) hadir, tetapi dengan izinnya. Dan apa pun yang dia belanjakan dari penghasilannya tanpa sanksi, baginya adalah setengah dari upah.