حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، وَابْنُ، بَشَّارٍ قَالَ ابْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ قَتَادَةَ، قَالَ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ شَقِيقٍ كَانَ عُثْمَانُ يَنْهَى عَنِ الْمُتْعَةِ، وَكَانَ، عَلِيٌّ يَأْمُرُ بِهَا فَقَالَ عُثْمَانُ لِعَلِيٍّ كَلِمَةً ثُمَّ قَالَ عَلِيٌّ لَقَدْ عَلِمْتَ أَنَّا قَدْ تَمَتَّعْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ أَجَلْ وَلَكِنَّا كُنَّا خَائِفِينَ ‏.‏
Terjemahan
Mutarrif melaporkan

'Imran b. Husain berkata kepadaku: Bukankah seharusnya aku meriwayatkan kepadamu sebuah hadis hari ini yang dengannya Allah akan memberi manfaat kepadamu selanjutnya – dan ingatlah bahwa Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) menyuruh beberapa anggota keluarganya melakukan 'umrah dalam waktu sepuluh hari setelah Dhu'l-Hijjah. Tidak ada ayat yang diungkapkan untuk membatalkan itu, dan dia (Nabi Suci) tidak menahan diri untuk melakukannya sampai dia meninggal. Jadi setelah dia semua orang mengatakan sesuka hatinya, (tetapi itu akan menjadi pendapat pribadinya dan bukan putusan Syariah).