'Abd ul-Quddūs meriwayatkan kepada kami dengan mengatakan, 'Suwayd bin Aqalah berkata...' [ketika seharusnya 'bin Ghafalah'] Shabābah berkata: 'Dan aku mendengar Abd ul-Quddūs berkata, 'Rasulullah, shallallahu dan berkah atasnya, melarang mengambil Rawḥ secara tidak sengaja'. [Shabābah] berkata: 'Maka dikatakan kepadanya, 'Apa artinya ini?' [Abd ul-Quddūs] berkata: 'Ini berarti membuat lubang di tembok [dengan membiarkan] angin sepoi-sepoi masuk [secara tidak sengaja].' [Dia mengubah Ḥadīth asli, mengganti 'Rūḥ' yang berarti 'jiwa' menjadi 'Rawḥ' atau 'angin sepoi-sepoi', dan dia mengganti 'Gharaḍān' yang berarti 'sebagai target' menjadi 'Arḍān' atau 'secara tidak sengaja'. Semua hanya dengan mengubah beberapa huruf dalam kata-kata Muslim berkata, saya mendengar Ubayd Allah bin Umar al-Qawārīrī berkata, Saya mendengar Hammād bin Zayd berkata kepada seorang pria setelah dia duduk bersama Mahdī bin Hilāl selama berhari-hari: 'Apakah sumur asin ini [yaitu tidak berguna atau berbahaya] yang bermunculan ke arahmu?' Dia berkata: 'Ya, oh Abā Ismā'īl [dalam persetujuan]'.