أَخْبَرَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ تَمِيمٍ، قَالَ حَدَّثَنَا حَجَّاجٌ، قَالَ حَدَّثَنِي شُعْبَةُ، عَنْ عَدِيِّ بْنِ ثَابِتٍ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَنِ التَّلَقِّي وَأَنْ يَبِيعَ مُهَاجِرٌ لِلأَعْرَابِيِّ وَعَنِ التَّصْرِيَةِ وَالنَّجْشِ وَأَنْ يَسْتَامَ الرَّجُلُ عَلَى سَوْمِ أَخِيهِ وَأَنْ تَسْأَلَ الْمَرْأَةُ طَلاَقَ أُخْتِهَا ‏.‏
Terjemahan
Dikatakan bahwa Abu Hurairah berkata

“Rasulullah melarang bertemu (para pedagang dalam perjalanan) seorang Muhajhir yang menjual untuk orang Badui, menyimpan susu di ambing binatang (untuk menaikkan harganya), menggelembungkan harga secara artifisial, seorang pria untuk mendesak pembatalan penjualan yang sudah disepakati dan seorang wanita untuk meminta agar saudara perempuannya (dalam iman) diceraikan.”