أَخْبَرَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ أَنْبَأَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ سَالِمٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏"‏ مَنِ ابْتَاعَ نَخْلاً بَعْدَ أَنْ تُؤَبَّرَ فَثَمَرَتُهَا لِلْبَائِعِ إِلاَّ أَنْ يَشْتَرِطَ الْمُبْتَاعُ وَمَنْ بَاعَ عَبْدًا وَلَهُ مَالٌ فَمَالُهُ لِلْبَائِعِ إِلاَّ أَنْ يَشْتَرِطَ الْمُبْتَاعُ ‏"‏ ‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan dari Salim, dari ayahnya bahwa Nabi berkata

“Barangsiapa membeli pohon kurma setelah diserbuki, maka buahnya adalah milik penjual, kecuali pembeli telah menetapkan sebaliknya. Dan barangsiapa membeli seorang hamba yang memiliki harta, maka hartanya adalah milik penjual, kecuali jika pembeli telah menetapkan sebaliknya. “(sahih)