حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، وَبِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ، قَالا‏:‏ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ زِيَادِ بْنِ عِلاقَةَ، عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ، قَالَ‏:‏ صَلَّى رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم، حَتَّى انْتَفَخَتْ قَدَمَاهُ، فَقِيلَ لَهُ‏:‏ أَتَتَكَلَّفُ هَذَا، وَقَدْ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ‏؟‏ قَالَ‏:‏ أَفَلا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا‏.‏
Terjemahan
Abu Salama ibn 'Abd ar-Rahman meminta 'Aisyah -semoga Allah Maha Tinggi berkenan dengannya

“Bagaimana ritual shalat Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- selama Ramadhan?” Maka dia berkata: “Baik di bulan Ramadhan maupun di bulan lainnya, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi dan memberinya ketenangan- tidak menambah total sebelas siklus shalat [malam hari]. Dia akan melakukan empat - jangan bertanya tentang keunggulan mereka atau panjangnya - kemudian dia akan melakukan empat - jangan bertanya tentang keunggulan mereka atau panjangnya - dan kemudian dia akan melakukan tiga. 'Aisyah berkata -raḍiyallāhu 'alaihi wa sallam-: “Aku berkata: 'Wahai Rasulullah, apakah kamu tidur sebelum melakukan shalat yang bernomor ganjil? ' Dia berkata: “Wahai Aisyah, mataku bisa tidur, tetapi hatiku tidak tidur.”