حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ، قَالَ: أَخْبَرَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ حُمَيْدٍ، عَنْ أنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: كَانَ شَعَرُ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِلَى نِصْفِ أُذُنَيْهِ.
Salin
Ibnu Abbas dijo
“Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- biasa membiarkan rambutnya menggantung (di atas wajahnya), sedangkan orang-orang musyrik biasa memisahkan rambut kepala mereka. Ahli Kitab juga biasa membiarkan rambut kepala mereka menggantung, dan dia menggunakan nikmat meniru Ahli Kitab sehubungan dengan hal-hal yang tidak diperintahkan apa-apa, tetapi Rasulullah -Allah memberkatinya dan memberinya damai- kemudian membelah rambut kepalanya.”