حَدَّثَنَا هَنَّادٌ، أَخْبَرَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ عُمَارَةَ بْنِ عُمَيْرٍ، عَنِ الْحَارِثِ بْنِ سُوَيْدٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْعُودٍ، بِحَدِيثَيْنِ أَحَدُهُمَا عَنْ نَفْسِهِ، وَالآخَرُ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ عَبْدُ اللَّهِ إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ فِي أَصْلِ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ وَقَعَ عَلَى أَنْفِهِ قَالَ بِهِ هَكَذَا فَطَارَ ‏.‏
Terjemahan
Dan Rasulullah SAW bersabda

“Allah lebih senang dengan pertobatan salah seorang di antara kamu daripada seseorang yang berada di padang gurun yang sunyi, tandus, dan hancur, yang memiliki tunggangannya membawa perbekalan, makanan, minumannya, dan apa yang dia butuhkan bersamanya. Kemudian ia mengembara menjauh. Jadi dia pergi menemukannya sampai dia berada di ambang kematian. Dia berkata: “Aku akan kembali ke tempat di mana aku kehilangannya, untuk mati.” Jadi dia kembali ke tempatnya dan matanya menjadi berat (tertidur). Kemudian dia bangun untuk menemukan tunggangannya di kepalanya membawa makanan, minuman dan apa yang dia butuhkan.” Rantai-rantai lain melaporkan narasi serupa.