حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ يُوسُفَ الأَزْرَقُ، عَنْ دَاوُدَ بْنِ أَبِي هِنْدٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ، عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ، قَالَ رَجَمَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَرَجَمَ أَبُو بَكْرٍ وَرَجَمْتُ وَلَوْلاَ أَنِّي أَكْرَهُ أَنْ أَزِيدَ فِي كِتَابِ اللَّهِ لَكَتَبْتُهُ فِي الْمُصْحَفِ فَإِنِّي قَدْ خَشِيتُ أَنْ تَجِيءَ أَقْوَامٌ فَلاَ يَجِدُونَهُ فِي كِتَابِ اللَّهِ فَيَكْفُرُونَ بِهِ ‏.‏ قَالَ وَفِي الْبَابِ عَنْ عَلِيٍّ ‏.‏ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ عُمَرَ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَرُوِيَ مِنْ غَيْرِ وَجْهٍ عَنْ عُمَرَ ‏.‏
Terjemahan
Umar bin Al-Khattab berkata

“Sesungguhnya Allah mengutus Muhammad (ﷺ) dengan kebenaran, dan dia menurunkan Kitab kepadanya. Di antara apa yang diturunkan kepadanya adalah ayat rajam. Maka Rasulullah (ﷺ) merajam, dan kami merajam setelahnya. Aku khawatir waktu akan berlalu di atas manusia sehingga seseorang akan berkata: “Kami tidak melihat rajam dalam Kitab Allah.” Mereka akan sesat dengan meninggalkan kewajiban yang diturunkan Allah. Sesungguhnya rajam adalah pembalasan bagi orang yang berzinah jika dia menikah dan buktinya telah ditetapkan, atau karena kehamilan, atau pengakuan dosa.