Pemakaman

كتاب الجنائز

Bab

Semua (RAA) menceritakan, “Saya mendengar Rasulullah (ﷺ) berkata, “Jangan berlebihan dalam menyelubungi (yaitu jangan menghabiskan terlalu banyak uang untuk mereka) karena itu akan cepat rusak.” Dikutip oleh Abu Dawud.

Aisyah (RAA) menceritakan, 'Demi Allah Rasulullah (ﷺ) mempersembahkan shalat pemakaman di masjid untuk anak-anak Baida (Sahl dan Suhail). ' Terkait oleh Muslim

Talhah bin 'Abduilah bin 'Auf (RAA) menceritakan, 'Saya mempersembahkan doa pemakaman yang dipimpin oleh Ibnu 'Abbas. Dia membacakan al-Fatihah dan berkata, 'Kamu harus tahu bahwa itu (membaca al-Fatihah) adalah sunnah Nabi (ﷺ). ' Dikutip dari Al-Bukhari.

Abu Hurairah (RAA) menceritakan bahwa Rasulullah (ﷺ) berkata

“Jika kamu mempersembahkan doa pemakaman untuk orang yang telah meninggal, mohonlah Allah dengan tulus untuknya.” Dikutip oleh Abu Dawud.

Abu Hurairah (RAA) menceritakan bahwa Rasulullah (ﷺ) berkata

Al-Bukhari menceritakan atas wewenang Abu Hurairah, “Barangsiapa menemani pemakaman seorang Muslim, mencari pahala hanya dari Allah, Yang Mahakuasa, dan dia tetap bersamanya sampai dia memanjakan shalat pemakaman dan penguburan selesai, akan kembali dengan dua Qirat, masing-masing Qirat sama dengan gunung Uhud.”

Aisyah (RAA) menceritakan bahwa Rasulullah (ﷺ) berkata

“Mematahkan tulang tubuh almarhum persis seperti mematahkannya ketika dia masih hidup.” Dikutip oleh Abu Dawud sesuai dengan kondisi Muslim.

Sa'd bin Abi Wqqa (RAA) berkata (selama sakit kematiannya) 'Buatlah lahd untukku dan tutupi dengan batu bata yang tidak terbakar, seperti yang kamu lakukan dengan makam Nabi (ﷺ). ' Dikutip oleh Muslim.

'Utsman Ibnu Affan (RAA) menceritakan, 'Setiap kali Rasulullah (ﷺ) menyelesaikan penguburan orang mati, dia akan berdiri di dekat kubur dan berkata, “Mintalah ampunan untuk saudaramu dan doakan dia untuk sabar, karena dia sekarang ditanyai.” Dikutip oleh Abu Dawud. Al-Hakim mengangkatnya sebagai Sahih.

At-Tabarani menceritakan Hadis serupa tentang otoritas Abu Umamah atas otoritas Nabi (ﷺ).

Buraidah bin Al-Husaib al-Aslami (RAA) menceritakan bahwa Rasulullah (ﷺ) berkata

“Aku telah melarangmu mengunjungi kuburan, tapi sekarang kamu boleh mengunjunginya.” Dikutip oleh Muslim. At-Tirmidhi menambahkan sebagai berikut, “Ini akan mengingatkan Anda akan di sini setelah itu.”

Ibnu Majah menambahkan atas otoritas bin Mas'ud, “Dan mereka membuatmu (yaitu kuburan) meninggalkan kehidupan duniawi ini.”

Al-Bukhari dan Muslim menyampaikan narasi serupa tentang otoritas Al-Mughirah bin Shu'bah.

Ibnu Abbas (RAA) menceritakan, “Suatu ketika Rasulullah (ﷺ) melewati beberapa kuburan di Madinah. Ia memalingkan wajahnya ke arah mereka sambil berkata, “Salam sejahtera atas kamu, hai penghuni kuburan ini. Semoga Allah mengampuni kamu dan kami. Engkau telah mendahului kami, dan kami mengikuti jejakmu.” Terkait oleh At-Tirmidhi, yang menilai itu sebagai Hasan.

Bab

Bab

Anas (RAA) menceritakan bahwa Rasulullah (ﷺ) berkata

“Tak seorang pun di antara kalian seharusnya menginginkan kematian karena kesengsaraan apa pun, yang mungkin telah mempengaruhinya. Tetapi jika dia merasa terdorong untuk mengharapkannya (karena kesusahan yang sangat dia rasa tidak dapat ditanggungnya), dia harus berkata: “Ya Allah! Berilah aku hidup selama hidup lebih baik bagiku, dan biarkan aku mati ketika kematian lebih baik bagiku.” Disepakati.

Aisyah (RAA) melaporkan bahwa Abu Bakr mencium Nabi (ﷺ) setelah dia meninggal. Dikutip dari Al-Bukhari.

Abu Hurairah (RAA) menceritakan bahwa Rasulullah bersabda, “Jiwa seorang mukmin tetap ditangguhkan sesuai dengan hutangnya sampai dilunasi atau dilunasi atas namanya”. Dikutip oleh Ahmad dan At-Tirmidhi.

Ibnu Abbas (RAA) menceritakan bahwa Rasulullah (ﷺ) berkata tentang orang yang jatuh dari tunggangannya dan meninggal saat haji, “Cuci dia dengan air dan Sidr (daun teratai) dan selubung dia dengan dua pakaiannya (yang dia kenakan untuk ihram).” Disepakati.

Umm 'Atiyah (RAA) menceritakan, 'Rasulullah (ﷺ) datang kepada kami ketika kami sedang mencuci putrinya (Zainab) setelah dia meninggal dan berkata, “Cuci dia tiga kali, lima kali atau lebih jika perlu, dengan air dan daun teratai (Sidr) dan oleskan kapur barus pada pencucian terakhir.” Ketika kami selesai membuat Ghusl untuknya, kami memberi tahu Rasulullah (ﷺ) dan dia melemparkan Izar-nya (kain yang dia kenakan di pinggangnya) kepada kami dan menyuruh kami untuk membungkusnya di dalamnya sebagai lembaran pertama dari kain kafan (di sebelah tubuhnya). Disepakati. Dalam narasi lain, “Mulailah dengan mencuci organ di sebelah kanan dan bagian-bagian yang dicuci dalam wudhu.” Dalam narasi Al-Bukhari, “Kami mengepang rambutnya menjadi tiga kepang dan membuatnya jatuh di punggungnya.”

Jabir (RAA) menceritakan bahwa Rasulullah (ﷺ) berkata

“Ketika salah satu dari kalian bertanggung jawab untuk menyelimuti saudaranya, dia harus memberinya kain kafan terbaik yang dia bisa (yaitu bersih, menutupi seluruh tubuh, tetapi tidak harus mahal karena ini tidak disukai.)” Dikutip oleh Muslim.