Kitab Zaman (Doa)
كتاب المواقيت
Bab : Menggabungkan Maghrib dan 'Isya' Di Al-Muzdalifah
"Aku bersama Ibnu 'Umar ketika dia berangkat dari 'Arafah. Ketika dia datang ke Jam' (Al-Muzdalifah), dia menggabungkan Maghrib dan 'Isya', dan ketika dia selesai dia berkata: 'Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) melakukan hal serupa di tempat ini.'"
Bab : Kebajikan Doa Selama Waktunya
"Saya bertanya kepada Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) tindakan mana yang paling dicintai Allah? Dia berkata: 'Mendirikan shalat tepat waktu, menghormati orang tua dan Jihad dalam hal Allah.'"
"Saya sedang berdoa Witr, dan 'Abdullah ditanya: 'Apakah ada Witir setelah Adzan?' Dia berkata: "Ya, dan setelah Iqamah, dan dia meriwayatkan bahwa Nabi (صلى الله عليه وسلم) tidur dan melewatkan shalat sampai matahari terbit kemudian shalat.'" Dan kata-katanya adalah kata-kata Yahya.
Bab : Mengulangi Doa yang Seseorang Terlewatkan Karena Tidur Selama Waktunya Keesokan Harinya
Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda: Jika kamu lupa shalat, shalatlah ketika kamu mengingatnya, karena Allah berfirman: "dan laksanakanlah shalat untuk mengingat-Ku." [1] [1] Ta-Ha 20:14.
"Barangsiapa lupa shalat, hendaklah dia berdoa ketika dia mengingatnya, karena Allah berfirman: dan laksanakanlah shalat untuk mengingat-Ku." [1] [1] Ta-Ha 20:14.
"Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda: 'Barangsiapa lupa shalat, biarlah dia berdoa ketika dia mengingatnya, karena Allah berfirman: "dan bersholat ketika kamu ingat (li dzikra)." Saya berkata kepada Az-Zuhri: "Apakah itu cara Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) membacanya?" Dia berkata: "Ya."
Bab : Konsesi yang Mengizinkan Shalat Setelah Ashar
"Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) melarang shalat setelah 'Ashar kecuali matahari masih putih, cerah dan tinggi."
"Dia biasa berdoa sebelum 'Ashar, tetapi jika dia terganggu atau melupakannya, dia akan berdoa setelah 'Ashar, dan jika dia melakukan shalat dia akan terus-menerus di dalamnya."
Bab : Waktu Ketika Seorang Pelancong Dapat Menggabungkan Shalat Zuhur Dan 'Ashar
Diriwayatkan dari Abu At-Tufail 'Amir bin Wathilah bahwa Mu'adh bin Jabal memberitahunya bahwa mereka pergi bersama Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) pada tahun Tabuk, dan Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bergabung dengan Zuhur dan 'Ashar, dan Maghrib dan 'Isya'. Dia menunda shalat suatu hari kemudian dia keluar dan shalat Zuhur dan 'Asr bersama-sama, kemudian dia masuk dan keluar lagi dan shalat Maghrib dan Isya'.
Bab : Saat-saat Di Mana Seorang Penghuni Dapat Menggabungkan Doa
"Saya berdoa bersama Nabi (صلى الله عليه وسلم) di Al-Madinah, delapan bersama dan tujuh bersama-sama. Dia menunda Zuhr dan membawa 'Asr ke depan, dan dia menunda Maghrib dan membawa 'Isya' ke depan."
Diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas bahwa dia shalat Al-Uula (Zuhur) dan 'Asr bersama-sama di Al-Basrah tanpa ada apa-apa di antara mereka, dan dia shalat Maghrib dan 'Isya' bersama-sama tanpa ada apa-apa di antara mereka. Dia melakukan itu karena dia sibuk dan Ibnu 'Abbas mengatakan bahwa dia telah shalat Zuhur dan Isya bersama dengan Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) di Al-Madinah, delapan rakaat tanpa ada di antaranya.
Bab : Waktu Ketika Seorang Pelancong Dapat Menggabungkan Maghrib dan 'Isha'
"Kami bertanya kepada Salim bin 'Abdullah tentang shalat saat bepergian. Kami berkata: 'Apakah 'Abdullah menggabungkan doanya saat bepergian?' Dia berkata: 'Tidak, kecuali di Jam'.' [1] Kemudian dia berhenti, dan berkata: 'Safiyyah menikah dengannya, dan dia mengirim berita kepadanya bahwa dia berada di hari terakhirnya di dunia ini dan hari pertama di akhirat. Jadi dia pergi dengan tergesa-gesa, dan saya bersamanya. Waktu shalat tiba dan Mu'adhdhin berkata kepadanya: 'Shalatlah, wahai Abu 'Abdur-Rahman! Tetapi dia terus berjalan sampai di antara waktu untuk dua shalat. Kemudian dia berhenti dan berkata kepada Mu'adhdhin: "Katakanlah Iqamah, dan ketika aku mengucapkan Taslim di akhir Zuhur, ucapkan Qamah (lagi) segera." Maka dia mengucapkan Iqamah dan dia shalat Zuhur, dua rakaat, kemudian dia mengucapkan Iqamah (lagi) langsung, dan dia shalat 'Asar, dua Rakah. Kemudian dia pergi dengan cepat sampai matahari terbenam dan Mu'adhdhin berkata kepadanya: "Doalah, wahai Abu 'Abdur-Rahman!" Dia berkata: "Lakukan apa yang kamu lakukan sebelumnya." Dia terus berkuda sampai awal muncul, lalu dia berhenti dan berkata: "Katakanlah Iqamah, lalu ketika aku mengucapkan Taslim, katakanlah Iqamah. Maka dia mengucapkan Iqamah dan dia shalat Maghrib, tiga rakaat, kemudian dia mengucapkan Iqamah (lagi) langsung dan dia shalat 'Isya', kemudian dia mengucapkan satu Taslim, memalingkan mukanya. Kemudian dia berkata: "Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda: 'Jika ada di antara kamu yang memiliki kebutuhan mendesak yang ditakutinya akan terlewatkan, biarlah dia berdoa seperti ini.'"
Bab : Situasi Di Mana Diperbolehkan Untuk Menggabungkan Dua Doa
Diriwayatkan dari Ibnu 'Umar bahwa jika Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) sedang terburu-buru untuk bepergian, ia akan menggabungkan Maghrib dan 'Isya'.
Bab : Menggabungkan Maghrib dan 'Isya' Di Al-Muzdalifah
Diriwayatkan dari 'Abdullah bin Yazid bahwa Abu Ayyub Al-Ansari memberitahunya, bahwa selama Ziarah Perpisahan. Beliau berdoa bersama Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) Maghrib dan shalat 'Isya' bersama-sama di Al-Muzdalifah.
Bab : Tentang Orang yang Melupakan Doa
Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda: "Barangsiapa lupa shalat, biarlah ia shalatnya ketika ia mengingatnya."
Bab : Tentang Orang yang Tidur Dan Melewatkan Doa
"Mereka mengatakan kepada Nabi (صلى الله عليه وسلم) bahwa mereka telah tidur dan melewatkan shalat. Dia berkata: 'Tidak ada kelalaian ketika seseorang tidur, melainkan kelalaian ketika seseorang terjaga. Jika ada di antara kamu yang lupa doa atau tidur dan melewatkannya, biarlah dia berdoa ketika dia mengingatnya.'"
Bab : Bagaimana Seharusnya Seseorang yang Melewatkan Doa Mengada-ada?
"Kami bersama Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) dalam perjalanan, dan kami terus pergi pada suatu malam, kemudian ketika hampir pagi Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) turun dari kuda dan tidur, dan orang-orang juga tidur. Kami tidak bangun sampai matahari terbit. Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) meminta Mu'adhdhin untuk memanggil Adzan, kemudian dia shalat dua rakaat di hadapan Subuh, kemudian dia memintanya untuk mengucapkan Iqama, kemudian dia memimpin orang-orang dalam shalat. Kemudian dia memberi tahu kami tentang segala sesuatu yang akan terjadi sampai waktu itu dimulai."
"Kami berhenti untuk berkemah di penghujung malam bersama Rasulullah (صلى الله عليه وسلم), dan kami tidak bangun sampai matahari terbit. Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda: 'Biarlah setiap orang memegang kepala untanya (dan pergi), karena Syaitan ada di sini di tempat ini bersama kami.' Kami melakukan itu, kemudian dia meminta air dan melakukan Wudu', lalu dia shalat dua rakaat, kemudian diucapkan Iqamah dan dia shalat Al-Ghadah (Subuh)."
Bab : Konsesi yang Mengizinkan Shalat Setelah Ashar
"Ayah saya mengatakan kepada saya: 'Aisyah berkata: 'Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) tidak pernah lalai untuk shalat dua rakaat setelah 'Ashar di rumah saya.'"
"Ada dua shalat yang tidak pernah dilalai oleh Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) untuk shalat di rumahku secara diam-diam maupun di depan umum: Dua rakaat sebelum Subuh dan dua rakaat setelah Ashar."