Kitab Zaman (Doa)
كتاب المواقيت
Bab : Konsesi yang Mengizinkan Sholat Sebelum Maghrib
"Abu Tamim Al-Jaishani berdiri untuk shalat dua rakaat di hadapan Maghrib, dan aku berkata kepada 'Uqbah bin 'Amir: 'Lihatlah orang ini, shalat apa yang dia shalat?' Dia berbalik dan menatapnya, dan berkata: 'Ini adalah doa yang biasa kami sholatkan pada zaman Rasulullah (صلى الله عليه وسلم).'"
Bab : Doa Setelah Kemunculan Fajar
"Ketika fajar muncul, Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) hanya akan shalat dua rakaat pendek."
Bab : Izin Untuk (Melanjutkan) Berdoa Sampai Seseorang Berdoa Subh
"Aku datang kepada Rasulullah, yang menjadi Muslim bersamamu?" Dia berkata: 'Orang-orang dan budak yang merdeka.' Saya berkata: 'Apakah ada momen yang membawa seseorang lebih dekat kepada Allah daripada yang lain?' Dia berkata: 'Ya, bagian terakhir malam, jadi berdoalah sepuasnya sampai kamu shalat Subh, lalu berhentilah sampai matahari terbit sampai dan terlihat seperti perisai dan (bersinarnya) menyebar. Kemudian berdoalah sebanyak yang Anda inginkan sampai bayangan suatu benda berada pada titik terpendeknya, lalu berhentilah sampai matahari melewati puncaknya, karena Neraka dipicu pada tengah hari. Kemudian berdoalah 'Ashar, lalu berhentilah sampai kamu shalat 'Ashar, lalu berhentilah sampai matahari terbenam, karena matahari terbenam di antara tanduk seorang Syaitan dan terbit di antara tanduk seorang Syaitan.'" [1] [1] Hal serupa telah dicatat oleh Muslim.
Bab : Situasi Di Mana Diperbolehkan Untuk Menggabungkan Dua Doa
"Aku mendengar Az-Zuhri berkata: 'Salim memberitahuku bahwa ayahnya berkata: 'Aku melihat Nabi (صلى الله عليه وسلم), jika dia terburu-buru untuk bepergian, bergabung dengan Maghrib dan 'Isya'."
Bab : Menggabungkan Dua Doa Saat Menjadi Residen
"Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) shalat Zuhur dan 'Ashar bersama-sama, dan Maghrib dan Isya bersama-sama, ketika tidak ada rasa takut dan dia tidak bepergian."
"Mengapa?" Dia berkata: "Agar tidak ada kesulitan pada umatnya."
"Aku shalat di belakang Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) delapan (Rakah) bersama-sama dan tujuh (Rakah) bersama-sama."
Bab : Menggabungkan Zuhr dan 'Asr Di 'Arafah
"Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) melakukan perjalanan sampai dia tiba di 'Arafah, di mana dia menemukan bahwa tenda telah didirikan untuknya. Dia tinggal di sana sampai matahari melewati puncaknya, kemudian dia memanggil Al-Qaswa' yang dibebani untuknya. Ketika dia sampai di dasar lembah, dia berbicara kepada orang-orang. Kemudian Bilal memanggil Adzan, kemudian Iqamah, lalu dia shalat Zuhur, kemudian dia memanggil Iqamah, kemudian dia shalat 'Ashr, dan dia tidak mengucapkan doa lain di antaranya."
Bab : Menggabungkan Maghrib dan 'Isya' Di Al-Muzdalifah
Diriwayatkan dari Ibnu 'Umar bahwa Nabi (صلى الله عليه وسلم) shalat Maghrib dan Isya di Al-Muzdalifah.
"Saya tidak pernah melihat Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) menggabungkan dua shalat kecuali di Al-Muzdalifah, dan pada hari itu dia shalat Subh sebelum waktunya."
Bab : Cara Menggabungkan Doa
"Saya menuangkan air untuknya dari sebuah bejana kecil dan dia melakukan Wudu ringan. Saya berkata kepadanya: 'Doa.' Dia berkata: 'Doa masih ada di depanmu.' Ketika dia tiba di Al-Muzdalifah dia shalat Maghrib, kemudian mereka melepaskan tali pelana tunggangan mereka dan kemudian dia shalat 'Isya'."
Bab : Tentang Orang yang Tidur Dan Melewatkan Doa
"Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda: 'Tidak ada kelalaian ketika seseorang tidur, melainkan kelalaian adalah ketika seseorang tidak menunaikan satu shalat sampai waktu shalat berikutnya tiba dan dia menyadari bahwa dia telah melewatkan shalat.'"
Bab : Bagaimana Seharusnya Seseorang yang Melewatkan Doa Mengada-ada?
"Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) berangkat pada malam tiba, kemudian berhenti untuk berkemah di penghujung malam, dan dia tidak bangun sampai matahari terbit atau terbit sebagian. Dia tidak shalat sampai matahari terbit (sepenuhnya), kemudian dia berdoa, dan itu adalah 'shalat tengah' (Salat Al-Wusta)."