Kitab Kebajikan

كتاب الفضائل

Bab : Keunggulan Menghabiskan Amal Selama Ramadhan

Dari Aisha -raḍiyallāhu 'anhu-

Ketika sepuluh malam terakhir (Ramadhan) dimulai, Rasulullah (ﷺ) akan tetap terjaga di malam hari (untuk shalat dan pengabdian), membangunkan keluarganya dan mempersiapkan dirinya untuk lebih rajin dalam ibadah. (Al-Bukhari dan Muslim).

Bab : Kebaikan Suhur (makanan sebelum fajar di bulan Ramadhan) dan Keunggulan Menunda Memakannya sampai sebelum Fajar

Anas -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Makanlah Suhur (makanan sebelum fajar). Sesungguhnya ada berkah di dalam Suhur.” (Al-Bukhari dan Muslim)

Bab : Keunggulan dari tergesa-gesa untuk membatalkan puasa, dan permohonan untuk diucapkan pada saat melanggarnya

Abu Atiyyah -raḍiyallāhu 'anhu-

Masruq dan saya mengunjungi 'Aisha -raḍiyallāhu 'anhu- dan berkata: “Wahai ibu orang-orang mukmin! Ada dua sahabat Muhammad (ﷺ) dan tidak satu pun dari mereka menahan diri dari berbuat baik; tetapi salah satu dari mereka bergegas untuk membatalkan saum (puasa) dan bergegas melakukan shalat Maghrib, sementara yang lain menunda melanggar saum dan menunda melaksanakan shalat (shalat). Dia bertanya, “Siapakah orang yang tergesa-gesa mematahkan Saum dan melakukan shalat Maghrib?” Masruq berkata, “Itu adalah 'Abdullah (artinya 'Abdullah bin Mas'ud).” Dia berkata, “Rasulullah (ﷺ) biasa melakukannya.” [Muslim].

Umar bin Al-Khattab -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW bersabda: “Ketika malam mendekat dari sisi timur dan siang mundur dari sisi itu (yaitu, barat) dan matahari terbenam, maka saatnya bagi orang yang berpuasa untuk berbuka puasa.” ﷺ (Al-Bukhari dan Muslim)

Salman bin 'Amir -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Saya mendengar Nabi (ﷺ) berkata, “Apabila salah seorang dari kalian membatalkan puasa, biarlah dia membatahkannya pada hari kurma; jika dia tidak memilikinya, berbuka puasanya dengan air karena itu murni.” [Abu Dawud].

Bab : Menjaga As-Saum (Puasa)

Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW bersabda, “Apabila ada di antara kamu yang berpuasa pada suatu hari, maka ia tidak boleh berkata-kata cabul dan tidak boleh meninggikan suara. Dan jika ada yang mencemarinya atau mencoba bertengkar dengannya, maka hendaklah ia berkata: “Aku berpuasa.” ﷺ (Al-Bukhari dan Muslim)

Bab : Hal-hal yang berkaitan dengan As-Saum (Puasa)

Laqit bin Sabirah -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Saya meminta Rasulullah (ﷺ) untuk berbicara dengan saya tentang wudhu. Dia berkata, “Lakukan wudu dengan baik (dengan mencuci bagian-bagian tubuh, seperti wajah, tangan dan kaki di luar apa yang diperlukan, seperti mencuci tangan hingga lengan atas, bukan siku). Bersihkan pangkal jari Anda dan hirup air jauh ke dalam hidung kecuali saat Anda mengamati dengan cepat.” [Abu Dawud dan At-Tirmidhi].

Bab : Keunggulan Berdiri dalam Doa di Malam Hari

Aisyah -raḍiyallāhu 'anhu-

Rasulullah SAW bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian tidur sambil melakukan shalat, hendaklah ia berbaring sampai rasa kantuk hilang darinya. ﷺ Apabila salah seorang di antara kalian melakukan shalat sambil tertidur, ia boleh menyalahgunakan dirinya sendiri daripada meminta ampun (karena mengantuk). (Al-Bukhari dan Muslim)

Bab : Keunggulan Lailat-ul-Qadr (Malam Keputusan)

Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa melakukan qiyam pada malam Lailat-ul-Qadr, dengan iman dan berharap akan pahala Allah, maka dosanya yang dahulu diampuni.” ﷺ (Al-Bukhari dan Muslim)

Aisyah -raḍiyallāhu 'anhu-

Rasulullah SAW (ﷺ) biasa melakukan i'tikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadhan dan berkata, “Carilah Lailat-ul-Qadr (Malam Dekrit) pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.” [Al-Bukhari].

Aisyah -raḍiyallāhu 'anhu-

Aku bertanya: “Wahai Rasulullah! Jika aku mengetahui Lailat-ul-Qadr, apakah yang harus aku mohon di dalamnya?” Dia (ﷺ) menjawab, “Kamu harus memohon: Allahumma innaka 'afuwwun, tuhibbul-'afwa, fa'fu 'anni (Ya Allah, Engkau Maha Pengampun, dan Engkau mencintai ampunan, maka ampunilah aku).” [At-Tirmidhi].

Bab : Keunggulan menggunakan Miswak (Tooth-Stick)

Shuraih bin Hani -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Saya bertanya kepada 'Aisha -raḍiyallāhu 'anhu-: “Apa hal pertama yang akan dilakukan Nabi (ﷺ) ketika dia memasuki rumahnya?” Dia menjawab: “Dia akan menggunakan Miswak (tongkat gigi).” [Muslim].

Abu Musa al-Ash'ari -raḍiyallāhu 'anhu-

Saya datang kepada Nabi (ﷺ) sekali dan melihat ujung Miswak (tongkat gigi) di lidahnya. (Al-Bukhari dan Muslim)

Bab : Keunggulan dan Kewajiban Pembayaran Zakat

Ibnu Umar -raḍiyallāhu 'anhu-

Rasulullah SAW bersabda, “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi 'La ilaha illallah' (tidak ada tuhan yang benar selain Allah) bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasulnya, dan mereka melaksanakan shalat dan membayar zakat; dan jika mereka melakukan ini, darah (kehidupan) dan harta mereka diamankan kecuali jika dibenarkan oleh hukum, dan Allah harus meminta pertanggungjawaban mereka.” ﷺ ﷺ (Al-Bukhari dan Muslim)

Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Ketika Rasulullah (ﷺ) meninggal dunia, Abu Bakr -raḍiyallāhu 'anhu- ditunjuk sebagai penggantinya (khalifah). Di antara orang-orang Arab beberapa orang murtad. Abu Bakr -raḍiyallāhu 'anhu- bertekad untuk memerangi mereka. Umar bin Al-Khattab -raḍiyallāhu 'anhu- berkata kepada Abu Bakr: “Bagaimana kamu bisa memerangi mereka ketika Rasulullah (ﷺ) berkata: “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi tentang Ilaha illallah (tidak ada tuhan yang benar selain Allah); dan jika mereka melakukannya, darah (kehidupan) dan harta benda mereka diamankan kecuali jika dibenarkan oleh hukum, dan Allah berhak memanggil mereka. akun.” Abu Bakar -raḍiyallāhu 'anhu- berkata: “Demi Allah, aku pasti akan melawan orang yang membedakan antara shalat dan zakat, karena itu adalah kewajiban bagi orang kaya untuk membayar zakat. Demi Allah, aku akan memerangi mereka bahkan untuk mengamankan sepotong tali yang mereka berikan kepada Rasulullah (ﷺ).” Umar -raḍiyallāhu 'anhu- berkata: “Saya menyadari bahwa Allah membuka hati Abu Bakr -raḍiyallāhu 'anhu- karena memerangi mereka yang menolak membayar zakat, dan saya sepenuhnya menyadari bahwa Abu Bakr

Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Seorang Badui datang kepada Nabi (ﷺ) dan berkata: “Wahai Rasulullah! Arahkan aku pada suatu perbuatan yang dengannya aku berhak masuk surga.” Rasulullah SAW bersabda: “Sembahlah Allah dan janganlah sekali-kali mempersekutukan sesuatu dengan-Nya, lakukanlah shalat, bayar zakat yang telah diperintahkan kepadamu, dan beribadah pada saum Ramadhan.” ﷺ Beliau berkata: “Demi Dia yang jiwaku berada di tangan-Nya, aku tidak akan menambah (kewajiban) ini.” Ketika dia berpaling, Nabi (ﷺ) berkata, “Barangsiapa ingin melihat seorang pria dari penghuni surga, biarlah dia melihatnya (Badui).” [Al-Bukhari dan Muslim].

Bab : Larangan Menyelenggarakan Saum (Puasa) Setelah Pertengahan Sya'ban

Ibnu Abbas -raḍiyallāhu 'anhu-

Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kamu berpuasa sebelum bulan Ramadhan. ﷺ Amati saum saat melihat bulan sabit Ramadhan dan hentikan saat melihat bulan sabit (Syawal). Jika langit mendung, maka selesaikan (bulan itu) tiga puluh (hari). [Di- Tirmidhi].

Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Ketika tiba tengah sya'ban, jangan berpuasa.” [At-Tirmidhi].

Bab : Kebaikan Suhur (makanan sebelum fajar di bulan Ramadhan) dan Keunggulan Menunda Memakannya sampai sebelum Fajar

Dari Amr bin Al-As -raḍiyallāhu 'anhu-

Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Perbedaan antara kita melaksanakan saum (puasa) dan umat Kitab Suci adalah Suhur (makan sebelum fajar di bulan Ramadhan).” [Muslim].

Bab : Keunggulan dari tergesa-gesa untuk membatalkan puasa, dan permohonan untuk diucapkan pada saat melanggarnya

Anas -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah (ﷺ) biasa membatalkan puasa sebelum melakukan shalat Maghrib dengan tiga buah kurma segar; jika tidak ada buah kurma segar, dia akan makan tiga buah kurma kering; dan jika tidak ada buah kurma kering, dia akan mengambil tiga kali air. [Di- Tirmidhi].