Kitab Kebajikan

كتاب الفضائل

Bab : Keunggulan Berdiri dalam Doa di Malam Hari

Abdullah bin Salam -raḍiyallāhu 'anhu-

Rasulullah SAW bersabda, “Wahai manusia, berikanlah salam, beri makan (orang miskin dan miskin) dan lakukanlah shalat ketika orang lain sedang tidur sehingga kamu masuk surga dengan selamat.” ﷺ [At-Tirmidhi].

Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW bersabda, “Bulan terbaik untuk berpuasa setelah Ramadhan adalah Muharram, dan shalat terbaik setelah shalat yang ditentukan adalah shalat di malam hari.” ﷺ [Muslim].

Ibnu Umar -raḍiyallāhu 'anhu-

Nabi (ﷺ) melaksanakan shalat malam berpasangan (yaitu raka'at) dan menjadikannya angka ganjil dengan mengamati satu raka'at (sebagai Witr). (Al-Bukhari dan Muslim)

Aisyah -raḍiyallāhu 'anhu-

Rasulullah SAW (ﷺ) biasa melaksanakan sebelas shalat raka'at pada malam hari. Dia (ﷺ) akan bersujud selama salah satu dari kalian membacakan lima puluh ayat (Al Qur'an). Setelah itu, dia akan melakukan dua rakaat sebelum shalat Fajar dan akan berbaring di sisi kanannya sampai Mu'adhdhin datang dan memberitahunya tentang waktu shalat (fajr). [Al-Bukhari].

Aisyah -raḍiyallāhu 'anhu-

Nabi (ﷺ) akan tidur di awal malam dan berdiri dalam shalat pada bagian akhir. (Al-Bukhari dan Muslim).

Hudhaifah -raḍiyallāhu 'anhu-

Saya melakukan shalat dengan Nabi (ﷺ) suatu malam, dan dia mulai membaca Surat Al-Baqarah. Saya pikir dia akan pergi dalam Ruku (postur membungkuk dalam shalat) pada akhir seratus ayat, tetapi dia melanjutkan (membaca); dan saya pikir dia mungkin akan membaca (surah ini) di seluruh raka'at (shalat), tetapi dia melanjutkan pembacaan; saya pikir dia mungkin akan tunduk pada penyelesaian (surah ini). Dia (ﷺ) kemudian mulai membaca Surah An-Nisa' yang diikuti dengan Surat Al-Imran. Dia membacanya dengan santai. Ketika dia membacakan ayat yang menyebutkan tasbih, dia akan mengatakan Subhan Allah dan ketika dia membacakan ayat yang menceritakan bagaimana caranya diminta, Rasulullah (ﷺ) kemudian akan meminta kepadanya; dan ketika dia (ﷺ) membacakan ayat yang meminta seseorang untuk mencari perlindungan Allah, dia akan meminta perlindungan dari Allah. Kemudian dia membungkuk dan berkata, “Subhana Rabbiyal-Azim (Rubbiku yang Agung bebas dari ketidaksempurnaan)”; membungkuknya hampir sama dengan waktu berdiri (dan kemudian kembali ke posisi berdiri setelah Ruku) dia akan berkata, “Sami'Allahu liman hamidah, Rabbana lakal-hamd (Allah mendengarkan orang yang memuji-Nya. Terpuji bagi-Mu, wahai Tuan Kami!) ,” dan dia kemudian akan berdiri sekitar waktu yang sama seperti yang dia habiskan untuk membungkuk. Dia kemudian akan bersujud dan berkata, “Subhana Rabbiyal-a'la (Rubbiku Yang Maha Tinggi bebas dari ketidaksempurnaan),” dan sujudnya berlangsung hampir sama dengan durasinya (Qiyam). [Muslim].

Abdullah bin 'Amr -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW bersabda, “Shalat yang paling disayangi Allah adalah shalat (Nabi) Daud; dan As-Sum (puasa) yang paling disayangi Allah adalah shalat (Nabi) Daud. ﷺ Dia biasa tidur setengah malam, bangun untuk melakukan shalat untuk sepertiga dari itu, kemudian tidur selama seperenam sisanya; dan dia biasa melakukan saum pada hari-hari alternatif.” (Al-Bukhari dan Muslim).

Bab : Perintah Ketat untuk Ketaatan Shalat Wajib

Shaqiq bin 'Abdullah melaporkan

Para sahabat Rasulullah (ﷺ) tidak menganggap meninggalkan tindakan apa pun sebagai kekafiran kecuali mengabaikan shalat. [Di- Tirmidhi].

Bab : Keunggulan Berdiri di Baris Pertama (Dalam Shalat)

An-Nu'man bin Bashir -raḍiyallāhu 'anhu- beritakan

Saya mendengar Rasulullah (ﷺ) berkata, “Luruskan barisan Anda, jika tidak, Allah akan menciptakan perselisihan di antara Anda.” [Al-Bukhari dan Muslim] Narasi dalam Muslim adalah: An-Nu'man bin Bashir -raḍiyallāhu 'anhu- berkata: Rasulullah (ﷺ) mengarahkan kami untuk menjaga barisan kami lurus seperti anak panah. Dia terus menekankan hal ini sampai dia menyadari bahwa kami telah mempelajarinya darinya (mengakui signifikansinya). Suatu hari dia masuk ke masjid dan berdiri. Dia baru saja hendak mengucapkan takbir ketika dia melihat seorang pria yang dadanya diproyeksikan dari barisan, maka dia berkata, “Wahai hamba-hamba Allah, Anda harus meluruskan barisan Anda atau Allah pasti akan menempatkan wajah Anda ke arah yang berlawanan.”

Anas -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Berdirilah berdekatan di barisan Anda, berdekatan satu sama lain, dan baringkan leher Anda, karena demi Dia yang di tangan-Nya jiwaku berada, saya melihat setan masuk melalui lubang di baris seperti Al- hadhaf (yaitu sejenis domba hitam kecil yang ditemukan di Yaman).” [Abu Dawud].

Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Biarlah imam berdiri di tengah-tengah (sehingga mereka yang shalat di belakangnya harus berdiri di sebelah kanan dan kirinya) dan tutup celah.” [Abu Dawud].

Bab : Singkat yang harus diadopsi dalam melaksanakan dua raka'at sunnah sebelum shalat subuh, waktunya dan surah untuk dibacakan di dalamnya

Aisyah -raḍiyallāhu 'anhu-

Nabi (ﷺ) biasa melakukan dua shalat pendek raka'at antara shalat Adzan dan Iqamah fajar (fajar). [Al-Bukhari dan Muslim] Dalam narasi lain, 'Aisha -raḍiyallāhu 'anhu- berkata: Rasulullah (ﷺ) biasa melakukan dua shalat raka'at supererogatif Fajr dan membuatnya sangat singkat sehingga saya dulu berpikir apakah dia (ﷺ) membaca Surat Al-Fatihah (di dalamnya) atau tidak. [Al-Bukhari dan Muslim] Dalam riwayat Muslim, 'Aisha -raḍiyallāhu 'anhu- berkata: Ketika Rasulullah (ﷺ) mendengar azan, dia akan melakukan dua shalat raka'at supererogatif dan akan membuatnya singkat.

Hafsah -raḍiyallāhu 'anhu-

Rasulullah SAW (ﷺ) biasa melakukan dua kali shalat raka'at singkat ketika fajar dan Mu'adhdhin telah memanggil Adzan (untuk shalat fajar). (Al-Bukhari dan Muslim)

Ibnu Umar -raḍiyallāhu 'anhu-

Rasulullah SAW (ﷺ) biasa melakukan shalat malam opsional pada malam hari, dua rakaat diikuti oleh dua raka'at, dan pada akhirnya ia akan menyimpulkan dengan raka'at ganjil (witir). Kemudian dia akan melakukan dua shalat raka'at sebelum fajar (fajar) setelah mendengar adzan, dan dia akan membuatnya begitu singkat seolah-olah dia bisa mendengar panggilan Iqamah. [Al-Bukhari dan Muslim].

Bab : Sunnah Shalat Zuhr

Aisyah -raḍiyallāhu 'anhu-

Rasulullah SAW (ﷺ) tidak pernah mengabaikan empat shalat raka'at sebelum shalat Zuhr. [Al-Bukhari].

Aisyah -raḍiyallāhu 'anhu-

Setiap kali Nabi (ﷺ) tinggal di rumah saya, dia akan melakukan empat raka'at sebelum shalat Zuhr. Kemudian dia akan keluar dan memimpin shalat. Dia (ﷺ) kemudian akan kembali dan melakukan dua raka'at (shalat supererogasi). Dia akan memimpin shalat Maghrib dan kembali dan melakukan dua raka'at (shalat supererogasi). Ketika dia (ﷺ) telah memimpin shalat 'Isha', dia akan memasuki rumah dan melakukan dua rak'ah (shalat supererogasi). [Muslim]

Umm Habibah -raḍiyallāhu 'anhu-

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa melaksanakan empat raka'at sebelum shalat Zuhr dan empat rakaat sesudah shalat Zuhr, maka Allah akan melindunginya dari api neraka. ﷺ (Abu Dawud dan At-Tirmidhi)

Bab

Abdullah bin Mughaffal -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW bersabda, “Lakukan dua raka'at sebelum shalat Maghrib.” ﷺ Dia (ﷺ) mengulanginya dua kali; ketika mengulanginya untuk ketiga kalinya dia menambahkan: “Siapa yang menginginkannya.” [Al-Bukhari].

Bab : Keinginan mempersembahkan Shalat Nawfil (Sukarela atau Opsional) di Rumah

'Umar bin 'Ata melaporkan bahwa Nafi' bin Jubair mengirimnya ke Sa'ib bin Ukht Namir untuk bertanya kepadanya tentang sesuatu yang Mu'awiyah telah melihatnya lakukan dalam shalat (shalat). Dia berkata

“Ya, saya melakukan shalat Jumat bersamanya di kandang (Maqsurah), dan ketika Imam mengakhiri shalat dengan Taslim, saya berdiri di tempat saya dan melakukan shalat Sunnah. Ketika Mu'awiyah pulang, dia memanggilku (dan ketika aku datang) dia berkata: “Jangan pernah melakukan lagi apa yang telah kamu lakukan. Ketika kamu telah melaksanakan shalat Jumat, kamu tidak boleh memulai shalat sunnah lagi sebelum kamu berbicara dengan seseorang atau telah berpindah tempat; karena Rasulullah (ﷺ) memerintahkan kami untuk tidak menindaklanjuti shalat jemaat dengan shalat lain sampai kami berbicara (dengan seseorang) atau pindah dari tempat itu.” [Muslim].

Bab : Kelebihan Shalat Duha (Opsional)

Umm Hani, putri Abu Thalib -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Saya pergi ke Rasulullah (ﷺ) pada hari penaklukan Mekah. Dia sedang mandi saat itu. Setelah selesai mandi, dia melakukan delapan shalat raka'at (pilihan). Ini terjadi pada saat duha (sore). (Al-Bukhari dan Muslim).