Kitab Kebajikan
كتاب الفضائل
Bab : Sunnah Shalat Jumat
Rasulullah SAW bersabda, “Jika ada di antara kalian yang melakukan shalat Jumat, maka ia harus melakukan empat raka'at setelahnya.” ﷺ [Muslim].
Bab : Shalat Witr, Waktu dan Hukumnya
Rasulullah SAW bersabda, “Lakukan shalat Witr sebelum fajar.” ﷺ [Muslim].
Rasulullah SAW bersabda, “Cepatlah melaksanakan shalat Witr sebelum fajar.” ﷺ (Abu Dawud dan At-Tirmidhi)
Bab : Kelebihan Shalat Duha (Opsional)
Rasulullah SAW bersabda, “Di pagi hari, sedekah diberikan pada setiap tulang sendi tubuh kalian semua. ﷺ Setiap perkataan kemuliaan Allah adalah perbuatan sedekah, dan setiap ucapan pujian-Nya (yaitu ucapan al-Hamdu lillah) adalah tindakan sedekah dan setiap ucapan pernyataan kebesaran-Nya (yaitu mengatakan La ilaha illallah) adalah tindakan sedekah. Dan memerintahkan M'aruf adalah tindakan sedekah dan melarang munkar (munkar). Kejahatan adalah amal sedekah, dan dua shalat raka'at duha yang dilakukan seseorang pada siang hari sama dengan semua ini (sebagai balasan).” [Muslim].
Bab : Keunggulan Doa Jumat
Rasulullah SAW bersabda, “Shalat lima hari (yang ditentukan), dan Jumat (shalat) sampai Jumat berikutnya (shalat), dan puasa Ramadhan hingga Ramadhan berikutnya, adalah penebusan dosa yang dilakukan di antara mereka, selama dosa-dosa besar dihindari.” ﷺ [Muslim].
Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Apabila salah seorang dari kalian berniat datang untuk shalat Jumat, dia harus mandi.” (Al-Bukhari dan Muslim)
Rasulullah SAW (ﷺ) berkata ketika berbicara tentang manfaat hari Jumat, “Ada waktu pada hari Jumat di mana seorang Muslim, sementara dia (atau dia) melaksanakan shalat dan berdoa, akan diberikan apa pun yang dia minta.” Dan dia (ﷺ) menunjuk dengan tangannya untuk menunjukkan bahwa periode waktu ini sangat singkat. (Al-Bukhari dan Muslim)
Bab : Keunggulan Berdiri dalam Doa di Malam Hari
Salim bin 'Abdullah bin 'Umar bin Al-Khattab -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan, atas wewenang ayahnya, bahwa Rasulullah (ﷺ) berkata, “Sungguh orang yang sangat baik 'Abdullah! Kalau saja dia bisa melakukan shalat opsional di malam hari.” Salim mengatakan bahwa setelah itu, (ayahnya) 'Abdullah tidur sangat sedikit di malam hari. (Al-Bukhari dan Muslim)
Rasulullah SAW (ﷺ) tidak melaksanakan lebih dari sebelas raka'at (shalat tahajjud) pada bulan Ramadhan atau bulan lainnya. Pertama-tama dia akan melakukan empat raka'at. Janganlah bertanya tentang keunggulannya dan panjangnya. Kemudian dia (ﷺ) akan melakukan empat raka'at lagi; dan janganlah kamu bertanya tentang keunggulannya dan panjangnya. Kemudian ia melaksanakan tiga raka'at (shalat Witr). ('Aisha -raḍiyallāhu 'anhu- menambahkan) Saya menyerahkan: “Wahai Rasulullah! Apakah kamu tidur sebelum melakukan shalat Witr?” Dia (ﷺ) berkata, “Wahai 'Aisha! Mataku tidur tapi hatiku tidak tidur.” (Al-Bukhari dan Muslim)
Bab : Perintah Ketat untuk Ketaatan Shalat Wajib
Rasulullah SAW bersabda, “Yang pertama dari amal manusia yang dipanggil untuk pertanggungjawaban pada hari kiamat adalah shalat. ﷺ Jika ditemukan sempurna, dia akan aman dan sukses; tetapi jika tidak lengkap, dia akan malang dan pecundang. Jika ada kekurangan dalam shalat wajib, Rubb yang Mulia dan Maha Tinggi akan memerintahkan untuk melihat apakah hamba-Nya telah mempersembahkan shalat sukarela sehingga shalat wajib dapat dipenuhi olehnya. Kemudian sisa tindakannya akan diperlakukan dengan cara yang sama.” [Di- Tirmidhi].
Bab : Keunggulan Berdiri di Baris Pertama (Dalam Shalat)
Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Jagalah barisan Anda lurus (selama shalat), karena menjaga barisan lurus adalah bagian dari kesempurnaan shalat.” (Al-Bukhari dan Muslim)
Rasulullah SAW bersabda, “Allah dan malaikat-malaikat-Nya memohon berkah kepada orang-orang yang berada di sisi kanan barisan.” ﷺ [Abu Dawud].
Bab : Penekanan Melakukan Dua Rak'ah Sunnah Sebelum Shalat Fajar
Nabi (ﷺ) tidak lebih mementingkan shalat nawafil daripada dua raka'at shalat sebelum fajar (fajar). (Al-Bukhari dan Muslim)
Saya pergi untuk memberi tahu Rasulullah (ﷺ) tentang waktu shalat fajar (fajar), dan 'Aisha -raḍiyallāhu 'anhu- membuatku sibuk dan mulai bertanya kepadaku tentang sesuatu sampai hari menjadi cerah. Kemudian saya bangun dan memberi tahu Rasulullah (ﷺ) tentang waktu shalat. Saya memberitahunya lagi tetapi dia tidak segera keluar untuk memimpin As- Salat. Ketika dia keluar, dia memimpin As-Shalat. Aku berkata kepadanya, 'Aisha -raḍiyallāhu 'anhu- membuatku sibuk dan dengan demikian mengalihkan perhatianku dengan bertanya tentang sesuatu dan pagi hari menjadi cerah. Kau juga datang terlambat. Setelah itu Rasulullah SAW bersabda, “Aku sedang melaksanakan dua rakaat shalat fajar.” ﷺ Bilal -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, “Wahai Rasulullah! Engkau menunda shalat selama pagi hari menjadi cerah.” Beliau (ﷺ) menjawab, “Sekalipun pagi hari lebih cerah dari sebelumnya, aku akan melaksanakan dua raka'at dengan cara yang sangat baik.” [Abu Dawud].
Bab : Keinginan Berbaring di Sisi Kanan Sesudah Sunnah Shalat Fajar
Ketika Nabi (ﷺ) menyelesaikan shalat 'Isya, dia akan melakukan sebelas raka'at sebelum shalat fajar, mengakhiri setiap dua raka'at dengan Taslim (yaitu, mengucapkan As-Salamu 'Alaikum) dan mengamati Witr (ganjil) di akhir. Ketika Mu'adhdhin selesai memberitakan adzan untuk shalat fajar dan hari itu fajar, dia akan bangkit dan melakukan dua raka'at pendek, dan kemudian akan berbaring di sisi kanannya sampai Mu'adhdhin datang untuk (memberitahukan) kepadanya tentang Iqamah. [Muslim].
Rasulullah SAW bersabda, “Apabila ada di antara kalian yang melakukan dua sunnah sebelum shalat fajar, maka hendaklah ia berbaring di sisi kanannya.” ﷺ (Abu Dawud dan At-Tirmidhi)
Bab : Sunnah Shalat Zuhr
Rasulullah SAW (ﷺ) biasa melakukan empat kali shalat raka'at setelah matahari terbenam sebelum shalat Zuhr dan berkata, “Ini adalah jam di mana pintu surga dibuka, dan aku suka amal baikku naik ke surga pada waktu itu.” [Di- Tirmidhi].
Bab : Sunnah Shalat Asr
Rasulullah SAW bersabda, “Semoga Allah merahmati orang yang melakukan empat rakaat sebelum shalat Asr.” ﷺ [Abu Dawud dan At-Tirmidhi].
Bab
Saya melihat sahabat-sahabat utama Rasulullah (ﷺ) bergegas ke tiang (masjid) untuk melakukan dua shalat raka'at di belakang mereka sebelum shalat Maghrib. [Al-Bukhari].
Ketika kami berada di Madinah, saat Mu'adhdhin menyelesaikan Adzan shalat Maghrib, orang-orang bergegas ke tiang-tiang masjid dan melakukan dua shalat raka'ah di belakang mereka. Orang asing yang datang ke masjid akan berpikir bahwa shalat wajib telah dilakukan karena jumlah orang yang melaksanakannya. [Muslim].