Kitab Pemurnian
كتاب الطهارة
Bab : Mengambil Ghusl (mandi) dan sila tentang ketidakmurnian seksual
“Bahkan jika dia tidak ejakulasi”.
Setiap kali Rasulullah (ﷺ) mandi setelah melakukan hubungan seksual, ia akan mulai dengan mencuci tangannya, kemudian menuangkan air dengan tangan kanan di tangan kirinya dan mencuci organ seksualnya. Dia kemudian akan melakukan wudhu, kemudian mengambil air dan mengalirkan jari-jarinya melalui akar rambut. Kemudian dia akan menuangkan tiga genggam di kepalanya, lalu menuangkan air ke seluruh tubuhnya dan kemudian mencuci kakinya. [Disetujui dan versi ini adalah Muslim]
Bab : Wudhu Kering (at-Tayammum)
Rasulullah SAW (ﷺ) berkata: “Tayammum adalah dua pukulan: satu untuk wajah dan satu untuk tangan sampai ke siku.” Dilaporkan oleh Ad-Daraqutni
Rasulullah SAW (ﷺ) berkata: “Tanah adalah pembersih bagi seorang Muslim, bahkan jika dia tidak menemukan air selama sepuluh tahun; tetapi jika dia menemukan air, dia harus takut akan Allah dan membiarkannya menyentuh kulitnya.”
Hadis serupa yang disampaikan oleh At-Tirmidhi
Bab : Pembatalan Wudu
Dan Ahmad dan yang lainnya menganggapnya sebagai Da'if
Seorang pria bertanya kepada Nabi (ﷺ), “Haruskah saya melakukan wudhu setelah makan daging kambing?” Dia menjawab, “Jika kamu mau,” dia kemudian bertanya, “Haruskah aku berwudhu setelah makan daging unta?” Dia (ﷺ) berkata: “Ya”. (Dilaporkan oleh Muslim).
“Biarkan dia berkata dalam hatinya...”
Bab : Tata Cara Menjawab Panggilan Alam
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa pergi untuk menghidupkan kembali dirinya, ia harus menyembunyikan dirinya”. ﷺ [Dilaporkan oleh Abu Da'ud].
Rasulullah (ﷺ) melarang kami menggunakan tulang atau kotoran untuk membersihkan dan berkata, “Kedua hal ini tidak menyucikan”. [Dilaporkan oleh Ad-Daraqutni yang menilai itu Sahih].
Nabi (ﷺ) bertanya kepada penduduk Quba bahwa apa yang membuat mereka mendapat pujian dari Allah dan mereka menjawab, “Kami menggunakan air setelah (membersihkan diri dengan) batu.” [Dilaporkan oleh Al-Bazzar dengan rantai narasi Da'if]
dan Asl (sumber asli) ada di Abu Da'ud dan At-Tirmidhi dan Ibnu Khuzaima menilai itu Sahih (suara) melalui Abu Huraira (rad) tanpa menyebutkan “batu”.]
Bab : Mengambil Ghusl (mandi) dan sila tentang ketidakmurnian seksual
Umm Salama berkata, “Apakah ini terjadi (pada seorang wanita)?” Dia (ﷺ) berkata: “Ya, kalau tidak, dari mana kemiripan (seorang anak dengan ibunya) berasal?”
Nabi (ﷺ) biasa mengajarkan Al-Qur'an kepada kita kecuali ketika dia dalam keadaan tidak murni seksual. [Dilaporkan oleh Ahmad dan Al-Arba'a, ini adalah versi At-Tirmidhi yang menilai itu Hasan (adil). Dan Ibnu Hibban mengangkatnya sebagai Sahih (suara)].
“Wudhu membuat seseorang aktif untuk mengulangi (tindakan seksual).”
Bab : Wudhu Kering (at-Tayammum)
Dan tanah di bumi telah dibuat untuk kita sebagai sarana untuk menyucikan diri kita (untuk shalat), padahal kita tidak dapat menemukan air. Dikutip oleh Muslim.
“Dia (ﷺ) memukul bumi dengan telapak tangannya, meniupnya dan menyeka wajah dan tangannya dengan mereka.
Bab : Pembatalan Wudu
Rasulullah SAW bersabda: “Jika salah seorang di antara kalian merasakan gangguan di perutnya dan ragu apakah dia telah mengeluarkan angin atau tidak, maka dia tidak boleh meninggalkan masjid kecuali dia mendengar suara atau bau (bau) itu”. ﷺ (Dilaporkan oleh Muslim).
Dan Ibnu Madini berkata, “Itu lebih baik dari hadis Busra”.
Dan Ahmad mengatakan bahwa tidak ada hadis otentik dalam pasal ini.