Kitab Lain-lain

كتاب المقدمات

Bab : Tanda-tanda kasih Allah kepada hamba-hamba-Nya dan upaya untuk mencapainya

Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW bersabda, “Allah Ta'ala berfirman: “Aku akan menyatakan perang terhadap orang yang memperlakukan penyembah-Ku dengan permusuhan. ﷺ Dan hal yang paling dicintai hamba-Ku mendekat kepada-Ku adalah apa yang telah Aku perintahkan kepadanya. Dan hamba-Ku terus mendekat kepada-Ku dengan melakukan shalat sukarela, sampai Aku mencintainya, (sehingga) Aku menjadi pendengarannya yang dengannya dia mendengar, dan penglihatannya yang dengannya dia melihat, tangannya yang dengannya dia memukul, dan kakinya yang dengannya dia berjalan. Dan jika dia meminta sesuatu kepada-Ku, pasti Aku akan memberinya, dan jika dia mencari perlindungan kepada-Ku, pasti Aku akan melindunginya”. [Al-Bukhari]

Bab : Peringatan terhadap penganiayaan terhadap orang-orang yang saleh, yang lemah dan yang miskin

Jundub bin Abdullah -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa melaksanakan shalat fajar berada di bawah perlindungan Allah, maka berhati-hatilah agar Allah tidak bertanya kepadamu tentang apa yang kamu berhutang kepada-Nya. ﷺ Seandainya Dia bertanya kepada salah seorang di antara kamu dan dia gagal memenuhi kewajiban yang dia utang kepada-Nya, maka Dia akan membalasnya dan kemudian melemparkan wajahnya ke dalam neraka neraka”. [Muslim].

Bab : Menghakimi manusia dengan memperhatikan perbuatan mereka yang nyata dan menyerahkan tindakan tersembunyi mereka kepada Allah (swt)

Abdullah bin Umar -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Aku diperintahkan (oleh Allah) untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang benar selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, dan melakukan shalat dan membayar zakat. Jika mereka melakukannya, mereka akan mendapat perlindungan darah dan harta benda mereka dariku kecuali jika dibenarkan oleh Islam, dan kemudian pertanggungjawaban diserahkan kepada Allah. (Al-Bukhari dan Muslim)

Abu Abdullah bin Tariq bin Asyam -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Barangsiapa mengaku tidak ada tuhan yang benar selain Allah, dan menyangkal segala sesuatu yang disembah manusia selain Allah, maka harta dan darahnya menjadi tidak dapat diganggu gugat, dan Allah harus memanggilnya pertanggungjawaban”. [Muslim].

Bab : Takut (kepada Allah)

Al-Miqdad -raḍiyallāhu 'anhu-

Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Pada Hari Kebangkitan, matahari akan datang begitu dekat dengan manusia sehingga hanya tersisa jarak satu Meel”. Sulaim bin 'Amir berkata: Demi Allah, saya tidak tahu apakah yang dia maksud dengan “Meel”, mil ukuran jarak atau tongkat yang digunakan untuk mengoleskan bubuk antimon ke mata. (Namun, Rasulullah (ﷺ) dilaporkan telah berkata:) “Orang-orang kemudian akan tenggelam dalam keringat sesuai dengan perbuatan mereka, beberapa sampai ke pergelangan kaki mereka, beberapa sampai ke lutut mereka, beberapa sampai ke pinggang dan beberapa akan memiliki kekang keringat (mencapai mulut dan hidung mereka) dan, sambil mengatakan Rasulullah (ﷺ) menunjuk ke mulutnya dengan tangannya”. [Muslim].

Abu Dharr -raḍiyallāhu 'anhu-

Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Aku melihat apa yang tidak kamu lihat dan aku mendengar apa yang tidak kamu dengar; surga telah berderit, dan ia berhak melakukannya. Demi Dia yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak ada ruang empat jari di mana tidak ada malaikat yang bersujud di hadapan Allah Yang Maha Tinggi. Demi Allah, jika kamu mengetahui apa yang aku ketahui, kamu akan sedikit tertawa, menangis banyak, dan kamu tidak akan menikmati wanita di tempat tidur, tetapi akan pergi ke ruang terbuka memohon kepada Allah”. [At- Tirmidhi, yang mengklasifikasikannya sebagai Hadis Hasan].

Abu Barzah -raḍiyallāhu 'anhu-

Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Kaki manusia tidak akan bergerak pada Hari Kebangkitan sebelum dia ditanya tentang hidupnya, bagaimana dia mengkonsumsinya, pengetahuannya, apa yang dia lakukan dengannya, hartanya, bagaimana dia mendapatkannya dan bagaimana dia membuangnya, dan tentang tubuhnya, bagaimana dia memakainya.” [At-Tirmidhi, yang mengklasifikasikannya sebagai Hadis Hasan Sahih].

Abu Sa'id Al-Khudri -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Bagaimana saya bisa merasa nyaman ketika Malaikat Terompet, (Israfil) telah meletakkan bibirnya ke terompet dan sedang menunggu perintah untuk meniupkannya”. Dia (ﷺ) merasa seolah-olah hal ini telah mengejutkan para sahabatnya, maka dia (ﷺ) mengatakan kepada mereka untuk mencari penghiburan dengan membaca: “Hasbunallah wa ni'mal-wakil [Allah saja cukuplah bagi kita, dan Dia adalah Penyelenggara urusan (bagi kita) yang terbaik]”. [At-Tirmidhi, yang mengklasifikasikannya sebagai Hadis Hasan].

Bab : Berharap pada Rahmat Allah

Abu Dharr -raḍiyallāhu 'anhu-

Rasulullah SAW bersabda: “Allah Ta'ala berfirman: “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan, niscaya akan mendapat pahala sepuluh kali lipat dan Aku tambahkan lagi; dan barangsiapa berbuat jahat, maka akan mendapat azab yang sama atau Aku akan mengampuni (dia); dan barangsiapa mendekati Aku dengan satu hasta, Aku akan mendekatinya satu hasta. Dan barangsiapa mendekati Aku dengan satu hasta, Aku mendekatinya dengan satu hasta. Dan barangsiapa datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku pergi kepadanya dengan berlari; dan barangsiapa mendatangi Aku dengan beban dosa bumi tanpa mempersekutukan kepada-Ku, niscaya Aku akan menemuinya dengan ﷺ Pengampunan seperti itu.” [Muslim]

Jabir -raḍiyallāhu 'anhu-

Seorang Badui datang kepada Nabi (ﷺ) dan bertanya kepadanya, “Ya Rasulullah, apa dua keharusan yang mengarah ke surga atau neraka”. Dia (ﷺ) menjawab, “Barangsiapa mati tanpa mempersekutukan apa pun dengan Allah, maka ia masuk surga, dan barangsiapa mati bersekutu dengan Allah, maka ia masuk neraka.” [Muslim]

Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Saya mendengar Rasulullah (ﷺ) berkata, “Ketika Allah menciptakan makhluk itu, Dia menulis dalam Kitab, yang bersama-Nya di atas Tahta-Nya: 'Sesungguhnya rahmat-Ku menang atas murka-Ku" [Al-Bukhari dan Muslim]. Narasi lain adalah: Rasulullah (ﷺ) berkata, “(Allah menulis) 'Rahmatku menguasai murka-Ku.” Masih riwayat lain adalah: Rasulullah (ﷺ) berkata, “(menulis) 'KerahimanKu melampaui Murka-Ku”.

Abu Ayyub Khalid bin Zaid -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Jika kamu tidak melakukan dosa, Allah akan menciptakan manusia yang berbuat dosa dan meminta ampun dan Dia akan mengampuni mereka”. [Muslim].

Abdullah bin 'Amr bin Al-'As -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Nabi (ﷺ) membacakan Firman Allah, Yang Maha Tinggi dan Maha Mulia, tentang Ibrahim (ﷺ) yang berkata: “Wahai Rubb-ku! Mereka telah menyesatkan banyak orang di antara manusia. Dan barangsiapa mengikutiku, sesungguhnya dia adalah dari Aku” (14:36) dan orang-orang Isa (ﷺ) yang berkata: “Jika Engkau menghukum mereka, maka mereka adalah hamba-hamba-Mu, dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (5:118). Kemudian dia (ﷺ) mengangkat tangannya dan berkata, “Ya Allah! Ummatku, umatku,” dan menangis; Allah Maha Tinggi berfirman: “Wahai Jibril (Jibril)! Pergilah kepada Muhammad (ﷺ) dan tanyakan kepadanya: “Apa yang membuatmu menangis?” Maka Jibril datang kepadanya dan bertanya kepadanya (alasan menangisinya) dan Rasulullah memberitahukan kepadanya apa yang dia katakan (walaupun Allah mengetahuinya dengan baik). Atas hal ini Allah berfirman: “Jibril, pergilah kepada Muhammad (ﷺ) dan katakanlah: “Sesungguhnya Kami akan menyenangkan kamu sehubungan dengan umatmu dan tidak akan pernah mengecewakan kamu”. [Muslim].

Mu'adh bin Jabal -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Saya sedang naik pillion bersama Nabi (ﷺ) di atas keledai. Dia (ﷺ) berkata, “Wahai Mu'adh, tahukah kamu apa hak Allah atas hamba-hamba-Nya dan apa hak hamba-hamba-Nya atas Allah?” Aku berkata: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui”. Rasulullah SAW bersabda: “Hak Allah atas hamba-hamba-Nya ialah mereka menyembah Dia saja dan tidak mempersekutukan apa pun dengan-Nya. Dan hak hamba-hamba-Nya atas Dia adalah tidak menghukum orang yang tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia.” ﷺ Dia (Mu'adh) menambahkan: Aku berkata kepada Rasulullah: “Apakah aku akan memberitakan kabar gembira kepada manusia?” Dia (ﷺ) berkata, “Jangan memberitahu mereka kabar baik ini karena mereka akan bergantung padanya saja”. (Al-Bukhari dan Muslim)

Abdullah bin Mas'ud -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Seorang pria mencium seorang wanita dan dia datang kepada Nabi (ﷺ) dan menyebutkan hal itu kepadanya. Pada kesempatan inilah ayat ini diturunkan: “Dan lakukanlah Shalat, pada kedua ujung siang dan pada beberapa jam di malam hari [yaitu, lima shalat wajib (yaitu)]. Sesungguhnya perbuatan baik menghilangkan perbuatan jahat (yaitu dosa-dosa kecil).” (11:114) Orang itu berkata, “Ya Rasulullah (ﷺ), apakah itu hanya menyangkut aku?”. Dia (Rasulullah (ﷺ)) berkata, “Ini menyangkut seluruh umatku”. (Al-Bukhari dan Muslim).

Anas bin Malik -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Allah berkenan dengan hamba-Nya yang makan makanan dan memuji-Nya karena itu, dan minum dan memuji-Nya karenanya.” [Muslim].

Abu Musa -raḍiyallāhu 'anhu-

Rasulullah SAW bersabda, “Allah Maha Tinggi mengulurkan tangan-Nya pada malam hari supaya orang-orang yang berbuat dosa di siang hari bertaubat, dan Dia mengulurkan tangan-Nya di siang hari agar orang-orang yang berbuat dosa di malam hari bertobat. ﷺ Dia terus melakukannya sampai matahari terbit dari Barat.” [Muslim].

Abu Najih 'Amr bin 'Abasah -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Pada Periode Ketidaktahuan Pra-Islam, saya dulu berpikir bahwa orang-orang yang dulu menyembah berhala, menyimpang dan tidak menganut agama yang benar. Kemudian saya mendengar tentang seorang pria di Mekah yang sedang memberitakan sebuah pesan. Jadi saya naik unta saya dan pergi kepadanya. Saya menemukan bahwa (orang ini) Rasulullah (ﷺ) tetap tersembunyi karena penganiayaan oleh kaumnya. Saya telah memasuki Mekah dengan diam-diam dan ketika saya bertemu dengannya saya bertanya kepadanya, “Siapa kamu?” Dia (ﷺ) berkata, “Aku adalah seorang nabi.” Saya bertanya, “Apakah Nabi itu?” Dia berkata, “Allah telah mengutus aku (dengan pesan)”. Aku bertanya, “Dengan apa Dia mengutus kamu?” Dia berkata, “Dia mengutus aku untuk memperkuat ikatan kekerabatan, untuk membinasakan berhala-berhala sehingga hanya Allah saja yang disembah dan tidak ada yang berhubungan dengan-Nya”. Aku bertanya, “Siapa yang mengikutimu dalam hal ini?” Dia berkata, “Orang bebas dan seorang hamba”. (Pada waktu itu hanya Abu Bakr dan Bilal -raḍiyallāhu 'anhu- yang bersamanya). Aku berkata, “Aku akan mengikutimu.” Dia berkata, “Kamu tidak bisa melakukan itu sekarang. Apakah Anda tidak melihat situasi saya dan orang-orang? Pergilah kepada bangsamu, dan apabila engkau mendengar bahwa perbuatanku telah menang, datanglah kepadaku.” Maka aku kembali kepada kaumku, dan ketika aku bersama kaumku, Rasulullah (ﷺ) beremigrasi ke Madinah. Saya terus bertanya kepada orang-orang tentang dia sampai beberapa dari kaumku mengunjungi Madinah. Sekembalinya mereka, aku bertanya kepada mereka, “Bagaimana keadaan orang yang telah tiba di Madinah itu?” Mereka berkata, “Orang-orang bergegas menghampirinya. Rakyatnya sendiri telah merencanakan untuk membunuhnya tetapi tidak berhasil.” Kemudian saya pergi ke Madinah dan datang kepadanya dan berkata, “Wahai Rasulullah, apakah Anda mengenali saya?” Dia (ﷺ) berkata, “Ya, kamu adalah orang yang bertemu denganku di Mekah.” Aku berkata, “Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku apa yang telah diajarkan Allah kepadamu dan yang aku tidak sadari. Ceritakan dulu soal shalat.” Dia (ﷺ) menjawab, “Lakukanlah shalat fajar, kemudian hentikan shalat sampai matahari terbit sampai ketinggian tombak, karena ketika terbit, ia naik di antara tanduk setan, dan orang-orang kafir sujud di hadapannya pada waktu itu. Kemudian lakukanlah shalat, karena shalat disaksikan dan malaikat mendatanginya, sampai bayangan menjadi sama dengan panjang objeknya; kemudian hentikan shalat, karena pada saat itu jahannam (neraka) dipanaskan. Kemudian berdoalah apabila bayangan menjadi lebih panjang, karena shalat itu disaksikan dan malaikat-malaikat menghadiri shalat itu, sampai kamu melakukan shalat 'Asr; kemudian hentikan shalat sampai matahari terbenam, karena itu terbenam di antara tanduk setan. Pada waktu itu orang-orang yang kafir bersujud di hadapannya.” Saya kemudian meminta Rasulullah untuk memberi tahu saya tentang Wudu', dan dia (ﷺ) berkata, “Ketika seseorang memulai wudu dan mencuci mulut dan hidungnya, dosa-dosa yang dilakukan oleh wajah, mulut dan lubang hidungnya dibersihkan. Kemudian ketika dia mencuci muka seperti yang diperintahkan Allah, dosa-dosa wajahnya dicuci dengan air dari sisi janggutnya. Kemudian ketika dia mencuci tangannya hingga siku, dosa-dosa tangannya dicuci melalui jari-jarinya dengan air. Kemudian dia mengulurkan tangannya yang basah di atas kepalanya dan dosa-dosa kepalanya dicuci melalui ujung rambutnya dengan air. Kemudian dia mencuci kakinya hingga pergelangan kaki, dosa-dosa kakinya dicuci melalui jari-jarinya dengan air. Kemudian, jika dia berdiri untuk shalat dan memuji Allah, memuliakan Dia, menyatakan Kebesaran-Nya sebagaimana mestinya dan mengabdikan hatinya sepenuhnya kepada Allah, dia bebas dari dosa seperti hari dia dilahirkan.” Ketika 'Amr bin 'Abasah -raḍiyallāhu 'anhu- menceritakan Hadis ini kepada Abu Umamah -raḍiyallāhu 'anhu- sahabat Nabi (ﷺ), yang terakhir berkata: Dia berkata, “Perhatikanlah apa yang kamu katakan. Wahai 'Amr bin 'Abasah, seorang pria akan mendapatkan semua ini dalam satu tembakan?” 'Amr -raḍiyallāhu 'anhu- menjawab, “Wahai Abu Umamah, aku sudah tua, tulang-tulangku menjadi kering, kematianku sudah dekat dan tidak perlu bagiku untuk berdusta tentang Allah dan Rasul-Nya (ﷺ). Seandainya aku tidak mendengar ini dari Rasulullah hanya sekali, dua kali, tiga kali (dan dia menghitung sampai tujuh), aku tidak akan pernah memberitahukannya. Sesungguhnya aku sering mendengarnya.” [Muslim].

Abu Mu sa al-Ash'ari -raḍiyallāhu 'anhu-

Rasulullah SAW bersabda: “Apabila Allah bermaksud untuk memberi rahmat kepada suatu umat, Dia mengumpulkan nabi mereka di hadapan mereka dan menjadikannya pembawa kebahagiaan bagi mereka di akhirat. Dan apabila Dia bermaksud membinasakan suatu umat, Dia menghukum mereka sementara Nabi mereka masih hidup, dan membinasakan mereka selagi dia masih hidup dan menyaksikan kehancuran mereka karena mereka tidak percaya kepadanya dan tidak mematuhi perintah-perintah-perintah-Nya.” ﷺ [Muslim].

Bab : Keunggulan Harapan Baik

Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Allah berfirman: 'Aku sama seperti hamba-Ku memikirkan Aku ketika dia mengingat Aku. ' Demi Allah! Allah lebih senang dengan pertobatan hamba-Nya daripada salah seorang di antara kamu yang tiba-tiba menemukan untanya yang hilang di padang gurun. “Barangsiapa mendekat kepada-Ku selangkah, Aku mendekatinya satu hasta; dan barangsiapa mendekat kepada-Ku satu hasta, Aku mendekatinya dengan belalai; dan jika dia datang kepada-Ku berjalan, Aku datang kepadanya dengan berlari.” (Al-Bukhari dan Muslim)