Kitab Qiyam al-Lail (Doa Malam) dan Doa Sukarela di Siang Hari

كتاب قيام الليل وتطوع النهار

Bab : Cara shalat witir dengan sembilan rakaat

Diriwayatkan dari Sa'd bin Hisyam bahwa Aisyah berkata

"Kami biasa menyiapkan siwak dan air untuk wudu untuk Rasulullah (صلى الله عليه وسلم). Allah (SWT) akan membangunkannya ketika Dia menghendaki membangunkannya pada malam hari, kemudian dia akan membersihkan giginya dan berwudu, dan shalat sembilan rakaat, tidak duduk sampai tanggal delapan, ketika dia akan memuji Allah (SWT) dan memberikatkan keberkatan kepada Nabi-Nya dan berdoa di antara mereka, tetapi dia tidak mengucapkan taslim. Kemudian dia shalat kesembilan dan duduk, dan mengatakan hal serupa, memuji Allah (SWT) dan memberikatkan keberkatan kepada Nabi-Nya (صلى الله عليه وسلم), lalu dia mengucapkan taslim yang bisa kita dengar, lalu dia shalat dua rakaat sambil duduk."

Diriwayatkan dari Zurarah bin Awfa

"Ketika Sa'd bin Hisyam bin Amir datang mengunjungi kami, dia memberi tahu kami bahwa dia datang kepada Ibnu Abbas dan bertanya kepadanya tentang witir Rasulullah (صلى الله عليه وسلم). Dia berkata: 'Tidakkah aku akan memberitahukan kepadamu tentang orang yang paling berpengetahuan di Bumi tentang witr Rasulullah (صلى الله عليه وسلم)?' Saya berkata: 'Siapa?' Dia berkata: 'Aisyah.' Jadi kami pergi kepadanya dan menyapanya dengan Salam dan masuk dan bertanya padanya. Aku berkata: 'Ceritakan kepadaku tentang witir Rasulullah (صلى الله عليه وسلم).' Dia berkata: 'Kami biasa menyiapkan untuknya siwak dan air untuk wudu, kemudian Allah (SWT) akan membangunkannya ketika Dia menghendaki membangunkannya di malam hari. Dia akan membersihkan giginya dan melakukan wudu, kemudian dia akan shalat sembilan rakaat, di mana dia tidak akan duduk sampai hari kedelapan. Kemudian dia akan memuji Allah (SWT) dan mengingat-Nya dan berdoa, kemudian dia akan bangun dan tidak mengucapkan taslim. Kemudian dia akan shalat kesembilan, kemudian duduk dan memuji Allah (SWT) dan mengingat-Nya dan berdoa, kemudian dia akan mengucapkan taslim yang bisa kita dengar. Kemudian dia shalat dua rakaat sambil duduk, dan itu adalah sebelas rakaat, wahai anakku. Ketika Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bertambah tua dan berat badannya, dia shalat witir dengan tujuh, kemudian dia shalat dua rakaat duduk setelah mengucapkan taslim, dan itu sembilan, wahai anakku. Dan ketika Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) berdoa, dia suka bersikeras untuk mempersembahkannya.'"

Diriwayatkan bahwa Aisyah berkata

"Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) biasa shalat sembilan rakaat di malam hari."

Bab : Cara shalat witr dengan sebelas rakaat

Diriwayatkan dari Aisyah bahwa

Nabi (صلى الله عليه وسلم) biasa shalat sebelas rakaat pada malam hari, yang salah satunya adalah witr, kemudian dia akan berbaring miring di sisi kanannya.

Bab : Witir dengan tiga belas rakaat

Diriwayatkan bahwa Umm Salamah bersabda

"Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) biasa shalat witir dengan tiga belas rakaat, tetapi ketika dia bertambah tua dan lemah dia shalat witir dengan sembilan."

Bab : Bacaan dalam witr

Diriwayatkan dari Abu Mijlaz bahwa

Abu Musa berada di antara Makkah dan Al-Madinah. Dia shalat Isya dengan dua rakaat, kemudian dia berdiri dan shalat satu rakaat witir di mana dia membaca seratus ayat dari An-Nisa'. Kemudian dia berkata: "Aku berusaha sekuat tenaga untuk meletakkan kakiku di tempat Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) meletakkannya, dan untuk membaca apa yang dibacakan oleh Rasulullah (صلى الله عليه وسلم)."

Bab : Menyebutkan perbedaan yang dilaporkan dari Shu'bah tentang laporan itu

Bahz bin Asad, mengatakan

"Shu'bah diriwayatkan kepada kami, dari Salamah dan Zubaid, dari Dharr, dari Ibnu Abdur-Rahman bin Abza dari ayahnya yang biasa dibacakan oleh Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) dalam Witir: "Muliakanlah Nama Tuhanmu, Yang Maha Tinggi;" dan "Katakanlah: Wahai orang-orang!;' dan 'Katakanlah: Dia adalah Allah, (itu) Yang Maha Esa.' Dan ketika dia mengucapkan taslim, dia akan berkata: Subhanal-Malikil-Quddus (Kemuliaan bagi Yang Berdaulat, Yang Mahakudus) tiga kali, meninggikan suaranya untuk ketiga kalinya."

'Abdul-Malik bin Abi Sulaiman melaporkan dari Zubaid, dari Sa'eed bin Abdur-Rahman bin Abza, dari ayahnya, yang mengatakan

"Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) biasa membaca dengan witr: Muliakanlah Nama Tuhanmu, Yang Maha Tinggi;" dan "Katakanlah: Wahai orang-orang!;' dan 'Katakanlah: Dia adalah Allah, (itu) Yang Maha Esa.'"

Bab : Menyebutkan perbedaan dari Shu'bah dari Qatadah tentang itu

Muhammad bin Al-Muthanna memberi tahu kami, katanya

"Yahya bin Sa'id meriwayatkan kepada kami dari Shu'bah, dari Qatadah, dari Zurarah, dari Imran bin Husain, yang bersabda: Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) berdoa Zuhur, dan seorang pria membacakan 'Muliakanlah Nama Tuhanmu, Yang Maha Tinggi.' Setelah selesai berdoa, ia berkata: 'Siapa yang membacakan: 'Muliakanlah nama Tuhanmu, Yang Mahatinggi?' Seorang pria berkata: 'Saya melakukannya.' Dia berkata: 'Saya tahu bahwa seseorang bersaing dengan saya di dalamnya.'"

Bab : Memohon selama witr

Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib bahwa

Nabi (صلى الله عليه وسلم) biasa bersabda di akhir witr: Allahumma inni audhu bi ridaka min sakhatika wa bi mu'afatika min uqubatika, wa audhu bika minka la uhsi thana'an 'alayka, anta kama athwart ala nafsik (Ya Allah, aku mencari perlindungan dalam keridhaan-Mu dari murka-Mu dan dalam pengampunan-Mu dari hukuman-Mu. Dan aku mencari perlindungan kepada-Mu daripada-Mu; Aku tidak bisa cukup memuji Engkau; Engkau adalah seperti yang telah Engkau puji dirimu sendiri.)."

Bab : Berapa banyak (rakaat) witr?

Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa

Nabi (صلى الله عليه وسلم) bersabda: "Witir adalah satu rakaat di penghujung malam."

Bab : Cara shalat witir dengan satu (rakaat)

Diriwayatkan dari 'Abdullah bin 'Umar bahwa

Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda: "Shalat malam hari adalah dua per dua, kemudian ketika kamu ingin menyelesaikannya, shalat satu rakh yang akan membuat jumlah total yang kamu sholatkan ganjil."

Diriwayatkan dari Abdullah bin 'Umar bahwa

Seorang pria bertanya kepada Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) tentang shalat di malam hari dan Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) berkata: "Shalat di malam hari adalah dua per dua, maka jika salah satu dari kamu takut fajar akan menyingsing, shalat satu rakaat untuk membuat jumlah total yang dia sholatkan ganjil."

Diriwayatkan dari 'Aisyah bahwa

Nabi (صلى الله عليه وسلم) biasa shalat sebelas rakaat di malam hari, mengakhirinya dengan satu rakaat witir, kemudian dia akan berbaring di sisi kanannya.

Bab : Cara shalat witir dengan tiga rakaat

Diriwayatkan dari Sa'd bin Hisyam, bahwa

Aisyah memberitahunya: "Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) tidak akan mengucapkan taslim selama dua rakaat selama witir."

Bab : Menyebutkan kata-kata yang berbeda dalam laporan dari Ubayy bin Ka'b tentang witr

Diriwayatkan dari Ubayy bin Ka'b bahwa

Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) biasa shalat witir dengan tiga rakaat. Pada yang pertama ia akan melafalkan: "Muliakanlah nama Tuhanmu, Yang Maha Tinggi" dalam yang kedua: "Katakanlah: Wahai orang-orang!", dan yang ketiga: "Katakanlah: Dia adalah Allah, (Yang Maha Esa)". Dan dia akan mengucapkan Qunut sebelum membungkuk, dan ketika dia selesai dia akan berkata: Subhanal-Malikil-Quddus (Kemuliaan bagi Yang Berdaulat, Yang Mahakudus) tiga kali, memanjangkan kata-kata terakhir kali.

Diriwayatkan bahwa Ubayy bin Ka'b mengatakan

"Dalam rakaat witir pertama, Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) biasa membaca: "Muliakanlah Nama Tuhanmu, Yang Maha Tinggi;" dalam rakaat kedua; " Katakanlah: Wahai orang-orang!" dan dalam yang ketiga; "Katakanlah: Dia adalah Allah dan (Yang Maha Esa)."

Bab : Menyebutkan perbedaan dalam riwayat dari Habib ibn Abi Thabit dalam hadits Ibnu 'Abbas tentang Witir

'Ubaidullah bin Amr bin Zaid meriwayatkan dari Habib bin Abi Thabit, dari Muhammad bin Ali yang dikatakan Ibnu 'Abbas

"Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bangun dan membersihkan giginya,' dan dia mengutip hadits itu.

Diriwayatkan bahwa 'Aisyah berkata

"Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) biasa shalat sembilan (rakaat) pada malam hari, kemudian ketika dia bertambah tua dan berat badan dia shalat tujuh."

Bab : Cara shalat witir dengan lima rakaat, dan perbedaan yang dilaporkan dari Al-Hakam dalam hadis tentang Witir

Hisyam bin Urwah meriwayatkan dari ayahnya, dari Aisyah, bahwa

Nabi (صلى الله عليه وسلم) biasa shalat witir dengan lima dan dia tidak duduk kecuali di rakaat terakhir dari mereka.