Kitab Qiyam al-Lail (Doa Malam) dan Doa Sukarela di Siang Hari
كتاب قيام الليل وتطوع النهار
Bab : Tasbih setelah selesai witr dan varians yang dilaporkan dari Sufyan tentang hal itu
Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) biasa membaca dalam witr: "Muliakanlah nama Tuhanmu, Yang Maha Tinggi;' dan "Katakanlah: Wahai orang-orang!'; dan 'Katakanlah: Dialah Allah, (Yang Maha Esa)." Dan setelah dia mengucapkan salam, dia akan berkata: Subhanal-Malikil-Quddus (Kemuliaan bagi Yang Berdaulat, Yang Maha Kudus) meninggikan suaranya untuk ketiga kalinya."
Bab : Berapa banyak (rakaat) witr?
Seorang pria dari antara orang-orang padang gurun bertanya kepada Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) tentang shalat di malam hari. Dia berkata: "(Itu) dua per dua, dan Witir adalah satu rakaat di penghujung malam."
Bab : Cara shalat witir dengan satu (rakaat)
Dia mendengar Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda: "Shalat pada malam hari adalah dua rakaat dengan dua rakaat, maka ketika kamu takut fajar akan menyingsing, shalat witir dengan satu rakaat."
Bab : Menyebutkan kata-kata yang berbeda dalam laporan dari Ubayy bin Ka'b tentang witr
"Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) biasa membaca: "Muliakanlah Nama Tuhanmu, Yang Maha Tinggi;" dalam witr, dalam rakaat kedua ia akan melafalkan: "Katakanlah: Wahai orang-orang!"; dan dalam yang ketiga "Katakanlah: Dia adalah Allah, (Yang Maha Esa)". Dan dia hanya mengucapkan taslim di akhir, dan dia akan mengatakan - artinya setelah taslim: Subhanal-Malikil-Quddus (Kemuliaan bagi Yang Berdaulat, Yang Mahakudus)' tiga kali."
Bab : Menyebutkan perbedaan dalam riwayat dari Habib ibn Abi Thabit dalam hadits Ibnu 'Abbas tentang Witir
"Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) biasa shalat delapan rakaat pada malam hari dan shalat witir dengan tiga, dan shalat dua rakaat sebelum Subuh."
Bab : Menyebutkan riwayat yang berbeda dari Az-Zuhri, untuk hadis Abu Ayyub tentang Witir
" Ibnu Shihab memberitahukan kepadaku, mengatakan: 'Ata bin Yazid meriwayatkan kepadaku dari Abu Ayyub: Bahwa Nabi (صلى الله عليه وسلم) bersabda: 'Witir adalah kewajiban, dan barangsiapa ingin shalat witir dengan tujuh (rakaat), biarlah dia melakukannya; siapa yang ingin shalat witir dengan lima, biarlah dia melakukannya, siapa yang ingin shalat witir dengan tiga, biarlah dia melakukannya; dan barangsiapa ingin berdoa dengan satu, biarlah dia melakukannya.'"
"Ata' bin Yazid meriwayatkan kepadaku bahwa dia mendengar Abu Ayyub Al-Ansari berkata: 'Witir adalah kewajiban, jadi barangsiapa yang ingin shalat witir dengan lima rakaat, biarlah dia melakukannya, barangsiapa ingin shalat witir dengan tiga, biarlah dia melakukannya; dan barangsiapa ingin berdoa dengan satu, biarlah dia melakukannya.'"
"Barangsiapa ingin shalat witir dengan tujuh (rakaat) hendaklah dia melakukannya, dan barangsiapa ingin shalat witir dengan lima (rakaat) hendaklah dia melakukannya, dan barangsiapa ingin shalat witir dengan tiga rakaat, hendaklah dia melakukannya; dan barangsiapa yang ingin shalat dengan satu rakaat, biarlah dia melakukannya, dan ingin melakukannya dengan isyarat, biarlah dia melakukannya.'"
Bab : Cara shalat witir dengan lima rakaat, dan perbedaan yang dilaporkan dari Al-Hakam dalam hadis tentang Witir
"Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) biasa shalat witir dengan lima dan tujuh rakaat yang tidak dipisahkan dengan taslim atau bicara."
"Witr berusia tujuh dan tidak kurang dari lima." Saya menyebutkan itu kepada Ibrahim dan dia berkata: "Dari siapa dia mengutip itu?" Saya berkata: "Saya tidak tahu." Al-Hakam berkata: "Kemudian aku menunaikan haji dan aku bertemu dengan Miqsam dan berkata kepadanya: 'Dari siapa (engkau meriwayatkan itu)?' Dia berkata: 'Dari yang dapat dipercaya, dari Aisyah dan dari Maimunah.'"
Bab : Kasus lain dari pembacaan dalam witr
Ubayy bin Ka'b berkata: "Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) biasa membaca dalam Witir: "Muliakanlah Nama Tuhanmu, Yang Maha Tinggi;" dan "Katakanlah: Wahai orang-orang!;' dan 'Katakanlah: Dialah Allah, (Yang Maha Esa).' Dan ketika dia mengucapkan salam, dia akan berkata: Subhanal-Malikil-Quddus (Kemuliaan bagi Yang Berdaulat, Yang Maha Kudus) tiga kali."
Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) biasa membaca dalam Witir: "Muliakanlah Nama Tuhanmu, Yang Maha Tinggi;" dan "Katakanlah: Wahai orang-orang!;' dan 'Katakanlah: Dia adalah Allah, (Yang Maha Esa).'"
Bab : Menyebutkan perbedaan yang dilaporkan dari Shu'bah tentang laporan itu
"Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) biasa membaca dalam witr: Muliakanlah Nama Tuhanmu, Yang Maha Tinggi;" dan "Katakanlah: Wahai orang-orang!;' dan 'Katakanlah: Dia adalah Allah, (itu) Yang Maha Esa.' Dan ketika dia mengucapkan taslim, dia akan berkata: Subhanal-Malikil-Quddus (Kemuliaan bagi Yang Berdaulat, Yang Mahakudus) tiga kali, memanjangkan kata-katanya untuk ketiga kalinya."
Bab : Menyebutkan perbedaan yang dilaporkan dari Malik Bin Mighwal tentang hal itu
"Yahya bin Adam meriwayatkan kepada kami, dia berkata: "Malik meriwayatkan kepada kami dari Zubaid, dari Dharr, dari Ibnu Abza.'"
Bab : Tasbih setelah selesai witr dan varians yang dilaporkan dari Sufyan tentang hal itu
Ayahnya berkata: "Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) biasa membaca dengan witr: Muliakanlah Nama Tuhanmu, Yang Maha Tinggi;' dan "Katakanlah: Wahai orang-orang!'; dan 'Katakanlah: Dialah Allah, (Yang Maha Esa)." Dan setelah dia mengucapkan salam, dia akan berkata: Subhanal-Malikil-Quddus (Kemuliaan bagi Yang Berdaulat, Yang Maha Kudus) tiga kali, meninggikan suaranya dengan itu."
"Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) biasa membaca dengan witr: Muliakanlah Nama Tuhanmu, Yang Maha Tinggi;' dan "Katakanlah: Wahai orang-orang!'; dan 'Katakanlah: Dialah Allah, (Yang Maha Esa)." Dan setelah dia mengucapkan salam, dia akan berkata: Subhanal-Malikil-Quddus (Kemuliaan bagi Yang Berdaulat, Yang Maha Kudus) tiga kali, meninggikan suaranya dengan itu."
"Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) biasa membaca dengan witr: Muliakanlah Nama Tuhanmu, Yang Maha Tinggi;' dan "Katakanlah: Wahai orang-orang!'; dan 'Katakanlah: Dialah Allah, (Yang Maha Esa)." Dan setelah dia mengucapkan salam, dia akan berkata: Subhanal-Malikil-Quddus (Kemuliaan bagi Yang Berdaulat, Yang Mahakudus) tiga kali, memanjangkan kata-kata itu untuk ketiga kalinya, kemudian mengangkatnya."
Nabi (صلى الله عليه وسلم) biasa membaca dalam witr dan dia mengutip hadis yang sama.
Bab : Diperbolehkan untuk shalat antara witir dan dua rakaat Subuh
Dia bertanya kepada Aisyah tentang shalat Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) di malam hari. Dia berkata: "Dia biasa shalat tiga belas rakaat: sembilan rakaat berdiri, satu di antaranya witr, dan dua rakaat duduk. Ketika dia ingin membungkuk, dia akan berdiri, dan membungkuk dan bersujud, dan dia melakukannya setelah witr. Kemudian ketika dia mendengar panggilan untuk Subh, dia berdiri dan shalat dua rakaat singkat.
Bab : Waktu untuk dua rakaat Subuh
"Hafsah mengatakan kepada saya bahwa ketika fajar menyingsing, Nabi (صلى الله عليه وسلم) akan shalat dua rakaat.