Doa
كتاب الصلاة
Bab : Sifat Doa - Bagian 1
Ibnu Umar berkata bahwa Rasulullah biasa mengangkat tangannya di seberang bahunya ketika dia memulai shalat dan ketika dia mengucapkan takbir sebelum membungkuk; dan ketika dia mengangkat kepalanya setelah membungkuk dia mengangkat tangannya dengan cara yang sama dan berkata, “Tuhan mendengarkan orang yang memuji Dia. Kepada Engkau, ya Tuhan kami, terpujilah!” Tetapi dia tidak melakukan itu ketika dia bersujud. (Bukhari dan Muslim.)
Malik b. al-Huwairith mengatakan bahwa ketika Rasulullah mengucapkan takbir dia mengangkat tangannya dan meletakkannya di depan telinganya, dan ketika dia mengangkat kepalanya setelah membungkuk dan berkata, “Tuhan mendengarkan orang yang memuji Dia,” dia melakukan hal yang sama. Sebuah versi memiliki, “dan menempatkannya di seberang puncak telinganya.” (Bukhari dan Muslim.)
Sahl b. Sa'd mengatakan bahwa orang-orang menerima perintah bahwa seseorang harus meletakkan tangan kanan di lengan kiri dalam doa. Bukhari mengirimkannya.
Bab : Sifat Doa - Bagian 2
Wa il b. Hujr mengatakan dia melihat bahwa ketika Nabi berdiri untuk shalat dia mengangkat tangannya sampai mereka berada di depan bahunya dan meletakkan ibu jarinya di depan telinganya, lalu dia berkata takbir. Abu Dawud mengirimkannya, dan dalam versi olehnya dikatakan bahwa dia mengangkat ibu jarinya ke lobus telinganya.
Bab : Sifat Doa - Bagian 3
'Ali b. al-Husain mengatakan dalam bentuk mursal bahwa Rasulullah mengucapkan takbir dalam shalat sesering dia turun 1 dan bangun2 dan bahwa ini terus menjadi metodenya dalam shalat sampai dia bertemu Allah.1. yaitu untuk membungkuk atau sujud.2. yaitu setelah sujud. Malik menuliskannya.
Abu Huraira menceritakan bagaimana pada suatu kesempatan ketika Rasulullah memimpin mereka dalam sholat tengah hari, ada seorang pria di belakang barisan yang melakukan shalat dengan buruk. Ketika dia berkata, Rasul Allah berseru kepadanya, “Maka apakah kamu tidak takut kepada Allah? Tidakkah kamu melihat bagaimana kamu harus berdoa? Kamu berpikir bahwa sebagian dari apa yang kamu lakukan tersembunyi dariku, tetapi aku bersumpah demi Tuhan bahwa aku melihat di belakangku sama seperti yang aku lihat di depanku.” Ahmad menuliskannya.
Bab : Apa yang dibacakan setelah Takbir - Bagian 2
Samura b. Jundub berkata bahwa dia ingat dari Rasulullah dua periode diam, satu ketika dia mengucapkan takbir, dan satu ketika dia selesai membaca, “Bukan dari orang-orang yang Engkau marah, bukan dari orang-orang yang tersesat,” * dan Ubayy b, Ka'b menguatkannya. *Al-Qur'an, 1:7 Abu Dawud mengirimkannya, dan Tirmidhi, Ibnu Majah dan Darimi mengirimkan sesuatu yang serupa.
Bab : Apa yang dibacakan setelah Takbir - Bagian 3
Muhammad b. Maslama berkata bahwa ketika Rasulullah berdiri untuk melaksanakan shalat sukarela dia berkata, “Tuhan Maha Besar. Aku telah memalingkan wajahku sebagai seorang hanif kepada Dia yang menciptakan langit dan bumi, dan aku bukanlah seorang musyrik. Dan dia menyebutkan tradisi seperti tradisi Jabir, kecuali bahwa dia berkata, “Saya termasuk orang-orang Muslim.” Kemudian dia berkata, “Ya Tuhan, Engkaulah Raja. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, dan dengan pujian kepada-Mu aku mulai menyembahku. Kemudian dia akan membacakan (beberapa ayat). Nasa'i menularkannya.
Bab : Apa yang Dibacakan Selama Shalat - Bagian 1
Anas berkata bahwa Nabi, Abu Bakr dan 'Umar biasa memulai shalat dengan, “Puji bagi Allah Tuhan semesta alam.” Muslim menularkannya.
Jabir b. Samura mengatakan bahwa Nabi biasa membaca pada sholat siang hari, “Pada malam hari ketika itu menutupi” 1 (sebuah versi mengatakan, “Muliakanlah nama Tuhanmu yang Mahatinggi”, 2 pada shalat sore jumlah yang sama, dan pada Shalat Pagi bagian yang lebih panjang dari itu. 1. Al-Qur'an; 92. 2. Al-Qur'an; 87.Muslim menyebarkannya.
Jubair b. Mut'im mengatakan bahwa dia mendengar Rasulullah membacakan al-Tur* pada saat sholat matahari terbenam. * Al-Qur'an; 52 (Bukhari dan Muslim.)
Bab : Gaun yang Cocokan - Bagian 3
Muhammad b. al-Munkadir mengatakan bahwa Jabir menuntun mereka dalam shalat dengan pakaian bawah yang dia ikat di tengkuknya, pakaiannya diletakkan di atas dudukan pakaian. Seseorang berkata kepadanya, “Engkau sedang berdoa dengan pakaian tunggal.” Dia menjawab, “Aku melakukan itu hanya agar orang bodoh sepertimu bisa melihat aku. Siapakah di antara kita yang memiliki dua pakaian pada masa Rasul Allah?” Bukhari mengirimkannya.
Ubayy b. Ka'b berkata, “Shalat dengan pakaian tunggal adalah praktik yang kami ikuti bersama dengan Rasul Allah, dan tidak ada kesalahan yang dilemparkan pada kami.” Ibnu Mas'ud berkata, “Itu hanya ketika pakaian langka, tetapi ketika Allah memperbesar keadaan kita, doa dalam dua pakaian menjadi lebih murni.” Ahmad menuliskannya.
Bab : Sutra - Bagian 1
Ibnu Umar mengatakan bahwa Nabi akan pergi pada pagi hari* ke tempat sholat dengan tongkat di depannya yang dibawa dan dipasang di depannya di tempat sholat, dan dia akan berdoa ke arahnya. * yaitu pada hari 'Id.Bukhari mengirimkannya.
Abu Sa'id melaporkan Rasulullah berkata, “Apabila salah seorang di antara kamu berdoa menghadap sesuatu yang menyembunyikannya dari manusia dan seseorang ingin lewat di depannya, dia harus berpaling; tetapi jika dia menolak untuk pergi, dia harus menolaknya dengan paksa, karena dia hanyalah setan.” Ini adalah kata-kata Bukhari, dan Muslim memiliki efek yang sama.
Bab : Sutra - Bagian 2
Al-Miqdad b. al-Aswad berkata, “Saya tidak pernah melihat Rasulullah berdoa di depan tongkat, tiang, atau pohon, tanpa menyimpang alis kanan atau kiri (yaitu sisi), dan tidak menghadap langsung.” Abu Dawud menuliskannya.
Bab : Sutra - Bagian 3
Abu Huraira melaporkan Rasulullah berkata, “Jika salah satu dari kalian tahu apa yang dia alami dengan berjalan di depan saudaranya dan mengganggu sholatnya, akan lebih baik baginya untuk berhenti seratus tahun daripada mengambil satu langkah.” Ibnu Majah mengirimkannya.
Bab : Sifat Doa - Bagian 1
Abu Humaid as-Sa'idi berkata di antara sekelompok sahabat Rasulullah, “Sesungguhnya aku adalah orang di antara kamu yang paling ahli dalam shalat Rasulullah. Saya melihat bahwa ketika dia mengucapkan takbir dia meletakkan tangannya di seberang bahunya; ketika dia membungkuk dia meletakkan tangannya di lutut, lalu menekuk punggungnya; ketika dia mengangkat kepalanya dia berdiri tegak dengan tulang belakang lurus; ketika dia bersujud dia meletakkan tangannya sehingga tidak terbentang, dan jari-jarinya tidak ditarik, dan ujung jari kakinya menghadap kiblat; ketika dia duduk di ujung dari dua raka'at, ia duduk dengan kaki kirinya dan mengangkat kaki kanan; dan ketika ia duduk setelah raka'at terakhir, ia mengangkat kaki kiri, mengangkat kaki yang lain, dan duduk di atas raka'at terakhir. pinggul.” Bukhari mengirimkannya.
Nafi' mengatakan bahwa ketika Ibnu 'Umar memulai shalat dia mengucapkan takbir dan mengangkat tangannya; ketika dia membungkuk dia mengangkat tangannya; ketika dia berkata, “Tuhan mendengarkan orang yang memuji Dia” dia mengangkat tangannya; dan ketika dia bangun di ujung dua raka'at dia mengangkat tangannya. Ibnu Umar menelusurnya kembali ke Nabi. Bukhari mengirimkannya.
Abu Huraira berkata bahwa ketika Rasulullah bangun untuk shalat dia akan mengucapkan takbir ketika berdiri, kemudian mengucapkan takbir ketika membungkuk, lalu berkata, “Tuhan mendengarkan orang yang memuji Dia” ketika datang ke posisi tegak setelah membungkuk, lalu berkata sambil berdiri, “Kepada Engkau Tuhan kami, pujianlah,” lalu ucapkan takbir ketika turun untuk bersujud, lalu ucapkan takbir ketika dia mengangkat kepalanya, lalu ucapkan takbir ketika dia bersujud, lalu ucapkan takbir ketika dia mengangkat kepalanya. Dia akan melakukan itu sepanjang shalat sampai selesai, dan dia akan mengucapkan takbir ketika dia bangun di akhir dua raka'at setelah mengambil posisi duduk. (Bukhari dan Muslim.)