Komentar Kenabian tentang Al-Qur'an (Tafsir Nabi (saw))

كتاب التفسير

Bab : Firman Allah "Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul (Muhammad ﷺ ) dari kalangan kamu sendiri (yang kamu kenal baik). Sungguh menyedihkan baginya bahwa kamu mendapat suatu musibah atau kesulitan..." (QS. At-Taubah: 128)

Diriwayatkan Zaid bin Tsabit Al-Anshari

yang merupakan salah seorang yang biasa menulis Wahyu Ilahi: Abu Bakar mengirim utusan kepadaku setelah (banyak) korban di antara para pejuang (pertempuran) Yamama (di mana sejumlah besar Qurra' terbunuh). `Umar hadir bersama Abu Bakar yang berkata, `Umar telah datang kepadaku dan berkata, Orang-orang telah menderita banyak korban pada hari (pertempuran) Yamama, dan aku khawatir akan ada lebih banyak korban di antara Qurra' (orang-orang yang hafal Al-Qur'an) di medan perang lainnya, di mana sebagian besar Al-Qur'an akan hilang, kecuali kamu mengumpulkannya. Dan aku berpendapat bahwa kamu harus mengumpulkan Al-Qur'an." Abu Bakar menambahkan, "Aku berkata kepada `Umar, 'Bagaimana aku bisa melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan Rasulullah?' `Umar berkata (kepadaku), 'Demi Allah, itu (sungguh) hal yang baik.' Maka Umar terus mendesak, berusaha membujukku untuk menerima usulannya, hingga Allah melapangkan dadaku untuk itu dan aku pun sependapat dengan Umar." (Zaid bin Tsabit menambahkan:) Umar duduk bersamanya (Abu Bakar) dan tidak berbicara. "Engkau adalah seorang pemuda yang bijaksana dan kami tidak mencurigaimu (berbohong atau lupa): dan engkau biasa menulis Wahyu Ilahi untuk Rasulullah ( ﷺ ). Karena itu, carilah Al-Qur'an dan kumpulkanlah (dalam satu manuskrip). " Demi Allah, seandainya dia (Abu Bakar) memerintahkanku untuk menggeser salah satu gunung (dari tempatnya) itu tidak akan lebih sulit bagiku daripada apa yang telah dia perintahkan kepadaku tentang pengumpulan Al-Qur'an. Aku berkata kepada keduanya, "Beranikah kalian melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh Nabi?" Abu Bakar berkata, "Demi Allah, itu (sungguh) hal yang baik. Maka aku terus berdebat dengannya tentang hal itu hingga Allah melapangkan dadaku untuk apa yang telah Dia bukakan untuk dada Abu Bakar dan `Umar. Maka aku mulai mencari bahan Al-Qur'an dan mengumpulkannya dari perkamen, tulang belikat, tangkai daun kurma dan dari ingatan orang-orang (yang hafal). Aku temukan pada Khuza`ima dua Ayat Surat-at-Tauba yang belum pernah aku temukan pada orang lain, (dan itu adalah):-- "Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul (Muhammad) dari antara kamu sendiri. Ia bersedih hati bahwa kamu akan menerima suatu cedera atau kesulitan. Ia (Muhammad) sangat cemas atas kamu (untuk dibimbing dengan benar)" (9.128) Naskah yang menjadi dasar pengumpulan Al-Qur'an, tetap berada pada Abu Bakar hingga Allah membawanya kepada-Nya, dan kemudian pada `Umar hingga Allah membawanya kepada-Nya, dan akhirnya tetap berada pada Hafsa, putri `Umar.

Bab : Pernyataan Allah: "...Para saksi akan berkata, 'Mereka adalah orang-orang yang berdusta..." (QS. 11:18)

Diriwayatkan oleh Safwan bin Muhriz

Ketika Ibnu Umar sedang melakukan tawaf (mengelilingi Kakbah), seorang laki-laki datang kepadanya dan berkata, "Wahai Abu AbdurRahman!" atau berkata, "Wahai Ibnu Umar! Apakah kamu mendengar sesuatu dari Nabi ( ﷺ ) tentang An35 Najwa?" Ibnu Umar berkata, "Aku mendengar Nabi ( ﷺ ) bersabda, 'Orang yang beriman akan didekatkan kepada Tuhannya." (Hisham, seorang narator tambahan berkata, meriwayatkan sabda Nabi), "Orang yang beriman akan mendekat (kepada Tuhannya) hingga Tuhannya menutupinya dengan tabir-Nya dan membuatnya mengakui dosa-dosanya. (Allah akan bertanya kepadanya), 'Apakah kamu tahu (bahwa kamu telah melakukan) dosa ini dan itu?" Dia akan berkata dua kali, 'Ya, aku tahu.' Kemudian Allah akan berkata, 'Aku merahasiakannya di dunia dan Aku mengampuni dosamu hari ini.' Kemudian catatan amal baiknya akan dilipat. Adapun yang lain atau orang-orang kafir, maka akan diumumkan dengan jelas di hadapan para saksi: "Mereka itu adalah orang-orang yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka."

Bab : Firman Allah: "Demikianlah azab Tuhanmu ketika Dia menyiksa negeri-negeri, sedang mereka dalam keadaan zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu sangat pedih dan keras." (QS. 11:102)

Diriwayatkan oleh Abu Musa

Rasulullah ( ﷺ ) bersabda, "Allah memberi tangguh kepada orang yang zalim, namun ketika Dia menguasainya, Dia tidak pernah melepaskannya." Kemudian beliau membacakan: "Demikianlah siksaan Tuhanmu ketika Dia menguasai (penduduk) negeri-negeri di tengah kezaliman mereka. Sungguh pedih dan keras siksaan-Nya." (11.102)

Bab : Pernyataan Allah "Ia berkata, 'Tidak, sebenarnya kamu sendiri yang mengada-ada. Maka (bagiku) kesabaran itu lebih utama. Dan Allah-lah yang dapat dimintai pertolongan terhadap apa yang kamu ceritakan itu.'" (QS. 12:18)

Dikisahkan Um Ruman

Siapakah ibu `Aisyah: Ketika aku bersama `Aisyah, `Aisyah demam, lalu Nabi ( ﷺ ) berkata, "Mungkin demamnya disebabkan oleh cerita yang diceritakan orang-orang (tentangnya)." Aku berkata, "Ya." Kemudian `Aisyah duduk dan berkata, "Contohku dan contohmu mirip dengan kisah Yakub dan putra-putranya:--'Tidak, tetapi pikiranmu telah mengarang cerita. Maka (bagiku) kesabaran adalah yang paling tepat. Hanya Allah (saja) yang dapat dimintai pertolongan terhadap apa yang kamu katakan.' (12.18)

Bab : “(Mereka diberi penangguhan hukuman) sampai ketika para Rasul telah putus asa…” (QS. 12:110)

Diriwayatkan oleh Urwa bin Az-Zubair

Bahwa ketika ia bertanya kepada `Aisha tentang pernyataan Allah "Sampai ketika para Rasul putus asa (terhadap kaum mereka)." (12.110) ia memberitahunya (artinya), `Urwa menambahkan, "Saya berkata, 'Apakah mereka (para Rasul) curiga bahwa mereka dikhianati (oleh Allah) atau bahwa mereka diperlakukan sebagai pembohong oleh (kaum mereka)?' `Aisha berkata, '(Mereka curiga) bahwa mereka diperlakukan sebagai pembohong oleh (kaum mereka),' Saya berkata, 'Tetapi mereka yakin bahwa kaum mereka memperlakukan mereka sebagai pembohong dan itu bukan masalah kecurigaan.' Dia berkata, 'Ya, demi hidupku mereka yakin tentang hal itu.' Saya berkata kepadanya. 'Jadi mereka (para Rasul) curiga bahwa mereka dikhianati (oleh Allah).' Dia berkata, "Allah melarang! Para Rasul tidak pernah mencurigai Tuhan mereka tentang hal seperti itu.' Saya berkata, 'Bagaimana dengan Ayat ini?' Ia berkata, "Ini adalah tentang para pengikut para Rasul yang beriman kepada Tuhan mereka dan mempercayai para Rasul mereka, namun masa ujian itu diperpanjang dan kemenangan tertunda hingga para Rasul kehilangan harapan untuk bisa mengubah keyakinan orang-orang yang tidak percaya kepada mereka dan para Rasul mengira bahwa para pengikut mereka memperlakukan mereka sebagai pendusta; maka datanglah pertolongan Allah kepada mereka.

Dikisahkan oleh `Urwa

“Aku katakan kepadanya (Aisyah): (Sehubungan dengan riwayat di atas), mereka (para Rasul) telah dikhianati (oleh Allah).” Ia berkata: Allah melarang atau berfirman yang serupa.

Bab : Pernyataan Allah “... Seperti pohon yang baik, yang akarnya tetap kokoh...” (QS.14:24)

Diriwayatkan oleh Ibnu Umar

Ketika kami bersama Rasulullah ( ﷺ ), beliau bersabda, "Ceritakan kepadaku tentang pohon yang menyerupai seorang muslim. Daunnya tidak gugur, tidak pernah gugur, tidak pernah layu, dan tidak pernah berbuah, dan kadang-kadang berbuah." Terlintas dalam pikiranku bahwa pohon tersebut pastilah pohon kurma. Namun, melihat Abu Bakar dan Umar tidak berkata apa-apa, aku jadi enggan untuk berbicara. Ketika mereka tidak berkata apa-apa, Rasulullah ( ﷺ ) bersabda, "Itu pohon kurma." Ketika kami berdiri (dari tempat itu), aku berkata kepada Umar, "Wahai ayahku! Demi Allah, terlintas dalam pikiranku bahwa itu pasti pohon kurma." Umar berkata, "Apa yang menghalangimu untuk berbicara?" Aku menjawab, "Aku tidak melihatmu berbicara, jadi aku jadi enggan untuk berbicara atau mengatakan apa pun." Umar pun berkata, "Jika kamu yang mengatakannya, tentu itu lebih aku sukai daripada si fulan."

Bab : Firman Allah: “Dan (ingatlah) ketika mereka berkata: “Ya Allah! Jika ini benar-benar kebenaran dari-Mu, maka turunkanlah batu ke atas kami. (AYAT 8:32)

Narasi Anas bin Malik

Abu Jahl berkata, “Ya Allah! Jika ini benar-benar kebenaran dari-Mu, maka turunkanlah kepada kami hujan batu dari langit atau datangkanlah kepada kami siksa yang pedih. Maka Allah turunkan: “Dan Allah tidak akan menghukum mereka ketika kamu berada di antara mereka, dan Dia tidak akan menghukum mereka ketika mereka meminta ampunan (Allah)...” (8:33) Dan mengapa Allah tidak menghukum mereka sementara mereka berpaling dari Masjid-al-Haram (Masjid Haram)?” (8:33-34)

Bab : “Sesungguhnya Allah telah meringankan tugasmu, karena Dia mengetahui bahwa ada kelemahan dalam dirimu. (AYAT 8:66)

Diriwayatkan oleh Ibnu `Abbas

Ketika diturunkan ayat: “Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu (Muslim), mereka akan mengalahkan dua orang (non-Muslim).”, menjadi sulit bagi umat Islam ketika menjadi wajib bahwa seorang Muslim tidak boleh melarikan diri (dalam perang) sebelum sepuluh (non-Muslim). Maka (Allah) meringankan perintah dengan menyatakan: “(Tetapi) sekarang Allah telah meringankan (tugas) Anda karena Dia mengetahui bahwa ada kelemahan dalam diri Anda. Maka jika di antara kamu ada seratus orang yang sabar, maka mereka akan mengalahkan (dua ratus orang non-Muslim).” (8,66) Maka apabila Allah mengurangi jumlah musuh yang harus ditahan oleh kaum muslimin, kesabaran dan ketekunan mereka terhadap musuh berkurang sebanyak tugas mereka diringankan bagi mereka.

Bab : Firman Allah: “Perangilah kamu para pemimpin kekafiran (pemimpin-pemimpin Qurais-Mushrikun dari Mekah), sesungguhnya sumpah mereka tidak ada artinya bagi mereka.” (AYAT 9:12)

Narasi Zaid bin Wahb

Kami bersama Hudhaifa dan dia berkata, “Tidak ada yang tersisa dari orang-orang yang dijelaskan dalam ayat 9:12, “kecuali tiga orang, dan dari orang-orang munafik kecuali empat.” Seorang Badui berkata, “Kamu adalah sahabat Muhammad! Beritahukan kepada kami (hal-hal) dan kami tidak tahu itu tentang mereka yang membuka rumah kami dan mencuri barang-barang berharga kami? Dia (Hudhaifa) menjawab, “Mereka adalah Al Fussaq (orang-orang yang zalim) (bukan orang-orang kafir atau munafik). Sungguh, tidak ada yang tersisa dari mereka (munafik) kecuali empat, salah satunya adalah orang yang sangat tua yang, jika dia minum air, tidak merasakan dinginnya.”

Bab : Firman Allah: “Dan orang-orang yang menimbun emas dan perak (ai-kanz, yang zakatnya belum dibayar) dan tidak membelanjakannya di jalan Allah, maka beritakanlah kepada mereka siksa yang pedih”. (AYAT 9:34)

Narasi Abu Huraira

Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Kanz (uang, yang zakatnya tidak dibayar) siapa pun di antara kamu akan muncul dalam bentuk ular jantan berkepala botak pada Hari Kebangkitan.”

Narasi Zaid bin Wahb

Aku lewat (mengunjungi) Abu Dhar di Ar-Rabadha dan berkata kepadanya, “Apa yang telah membawamu ke negeri ini?” Beliau berkata: “Kami berada di Syam dan aku membacakan ayat: “Orang-orang yang menimbun emas dan perak dan tidak membelanjakannya di jalan Allah, beritakanlah kepada mereka siksa yang pedih” (9:34) di mana Muawiyah berkata: “Ayat ini bukan untuk kami, melainkan untuk ahli Kitab.” Kemudian saya berkata, 'Tetapi itu untuk kami (Muslim) dan untuk mereka. '”

Bab : Firman Allah, “Pada hari ketika (uang Emas dan perak, dan sebagainya) itu akan dipanaskan dalam api neraka Jahannam, dan dengan itu dahi mereka dicap...” (Ayat 9:35)

Narasi Khālid bin Aslam

Kami pergi bersama Abdullah bin 'Umar dan Hesaid, “Ayat ini diturunkan sebelum hukum zakat, dan ketika zakat ditetapkan, Allah menjadikannya sarana untuk menyucikan harta seseorang.”

Bab : Firman Allah: “...Yang kedua dari dua orang, ketika keduanya (Muhammad ﷺ dan Abu Bakar) berada di dalam sebuah gua, lalu Muhammad ﷺ berkata kepada temannya (Abu Bakar), 'Janganlah kamu bersedih (atau takut), sesungguhnya Allah beserta kita.'" (QS. At-Taubah: 40)

Diriwayatkan oleh Abu Bakar

Aku berada di dalam gua bersama Rasulullah ( ﷺ ). Ketika aku melihat jejak-jejak orang kafir, aku berkata, "Wahai Rasulullah ( ﷺ ), jika salah seorang di antara mereka (orang kafir) mengangkat kakinya, niscaya dia akan melihat kita." Beliau berkata, "Bagaimana pendapatmu tentang dua orang, yang ketiganya adalah Allah?"

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Mulaika

Kami mendatangi Ibnu Abbas dan dia berkata, "Apakah kamu tidak heran dengan pengangkatan Ibnu Az-Zubair sebagai khalifah?" Aku berkata (dalam hati), "Aku akan mendukungnya dan membicarakan tentang sifat-sifat baiknya, sebagaimana yang tidak kulakukan bahkan untuk Abu Bakar dan Umar, meskipun mereka lebih berhak menerima semua kebaikan daripadanya." Aku berkata, "Dia (yaitu Ibnu Az-Zubair) adalah putra bibi Nabi ( ﷺ ) dan putra AzZubair, dan cucu Abu Bakar, putra saudara laki-laki Khadijah, dan putra saudara perempuan Aisyah." Meskipun demikian, dia menganggap dirinya lebih unggul dariku dan tidak ingin aku menjadi salah satu temannya. Jadi aku berkata, "Aku tidak pernah menyangka bahwa dia akan menolak tawaranku untuk mendukungnya, dan aku tidak berpikir dia bermaksud untuk berbuat baik kepadaku, oleh karena itu, jika sepupu-sepupuku mau tidak mau menjadi penguasaku, akan lebih baik bagiku untuk diperintah oleh mereka daripada oleh orang lain."

Bab : Dan (Allah pun mengampuni) ketiga orang itu, hingga bumi yang luas itu menjadi sempit bagi mereka..." (QS. At-Taubah: 118)

Diriwayatkan oleh Abdullah bin Ka`b

Aku mendengar Ka'b bin Malik, salah seorang dari tiga orang yang diampuni, berkata bahwa dirinya tidak pernah tinggal di belakang Rasulullah ( ﷺ ) dalam satu Ghazwa yang pernah diperjuangkannya, kecuali dua Ghazwa, yaitu Ghazwatul-`Usra (Tabuk) dan Ghazwatul-Badr. Beliau menambahkan. “Aku memutuskan untuk menyampaikan kebenaran kepada Rasulullah ( ﷺ ) di waktu pagi, dan hampir tidak pernah beliau kembali dari perjalanan yang telah ditempuhnya, kecuali di waktu pagi, beliau akan pergi ke masjid terlebih dahulu dan melaksanakan salat dua rakaat. Rasulullah ( ﷺ ) melarang orang lain untuk berbicara kepadaku atau kepada kedua sahabatku, tetapi beliau tidak melarang berbicara kepada siapa pun yang tertinggal kecuali kami. Maka orang-orang pun menghindar untuk berbicara kepada kami, dan aku tetap dalam keadaan seperti itu hingga aku tidak sanggup lagi, dan satu-satunya yang membuatku khawatir adalah bahwa aku mungkin akan meninggal dan Rasulullah ( ﷺ ) tidak akan melaksanakan salat jenazah untukku, atau Rasulullah ( ﷺ ) mungkin akan meninggal dan aku akan ditinggalkan dalam status sosial seperti itu di antara orang-orang, di mana tidak seorang pun akan berbicara kepadaku atau melaksanakan salat jenazah untukku. Akan tetapi, Allah telah menurunkan ampunan-Nya kepada kami kepada Rasulullah ( ﷺ ) di sepertiga malam terakhir ketika Rasulullah ( ﷺ ) sedang bersama Ummu Salamah. Ummu Salamah berkata, Salama turut merasakan kesedihanku dan menolongku saat aku dalam musibah itu. Rasulullah ( ﷺ ) berkata, "Wahai Ummu Salama! Ka`b telah diampuni!" Ummu Salama berkata, "Haruskah aku mengutus seseorang untuk menyampaikan kabar gembira itu kepadanya?" Beliau berkata, "Jika kamu melakukannya, niscaya orang-orang tidak akan membiarkanmu tidur sepanjang malam." Maka ketika Nabi ( ﷺ ) telah melaksanakan shalat Subuh, beliau mengumumkan ampunan Allah bagi kami. Wajah beliau selalu tampak secerah bulan purnama setiap kali beliau berkenan. Ketika Allah menurunkan ampunan-Nya bagi kami, kami adalah tiga orang yang perkaranya telah ditangguhkan sementara alasan yang dikemukakan oleh orang-orang yang telah meminta maaf telah diterima. Akan tetapi ketika disebutkan orang-orang yang telah mengatakan dusta kepada Nabi ( ﷺ ) dan tetap tinggal di belakang (perang Tabuk) serta telah memberikan alasan-alasan yang palsu, maka mereka digambarkan dengan gambaran yang lebih buruk dari yang dapat digambarkan. Allah berfirman: "Mereka akan mengemukakan alasan-alasan mereka kepadamu (umat Islam) ketika kamu telah kembali kepada mereka. Katakanlah: "Janganlah kamu mengemukakan alasan-alasan; kami tidak akan mempercayaimu. Allah telah memberitahukan kepada kami tentang keadaan sebenarnya dari masalah-masalah yang menimpa kamu. Allah dan Rasul-Nya akan memperhatikan perbuatan-perbuatanmu." (9.94)

Bab

Bab : "Dan Kami biarkan Bani Israel menyeberangi laut, lalu Fir'aun dan bala tentaranya mengikuti mereka dengan penuh kezaliman dan permusuhan, hingga tatkala ia hampir tenggelam, ia berkata: "Sesungguhnya aku beriman kepada La ilaha jaib (tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain) Allah yang dipercayai oleh Bani Israel, dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri." (QS. Yunus: 90)

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas

Ketika Nabi ( ﷺ ) tiba di Madinah, kaum Yahudi sedang berpuasa pada hari 'Asyura' (10 Muharram) dan mereka berkata, "Ini adalah hari ketika Nabi Musa menang atas Fir'aun." Mendengar itu, Nabi ( ﷺ ) berkata kepada para sahabatnya, "Kalian (umat Islam) lebih berhak merayakan kemenangan Nabi Musa daripada mereka, maka berpuasalah pada hari ini."