Komentar Kenabian tentang Al-Qur'an (Tafsir Nabi (saw))

كتاب التفسير

Bab : “Ampunilah, perintahkanlah apa yang baik, dan berpalinglah dari orang-orang yang bodoh (yaitu, jangan menghukum mereka).” (AYAT 7:199)

Bab : “Wahai orang-orang yang beriman! Jawablah kepada Allah dan Rasul-Nya apabila ia memanggil kamu kepada sesuatu yang menghidupkan kamu, dan ketahuilah bahwa Allah berada di antara manusia dan hatinya (yaitu, Dia mencegah orang jahat untuk memutuskan sesuatu). Dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan.” (AYAT 8:24)

Diriwayatkan oleh Abu Sa'id bin al-Mu'alla

Sementara saya sedang shalat, Rasulullah (ﷺ) melewati saya dan memanggil saya, tetapi saya tidak pergi kepadanya sampai saya selesai shalat. Lalu aku pergi kepadanya, dan dia berkata, “Apa yang menghalangi kamu datang kepadaku? Bukankah Allah berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman! Menjawab panggilan Allah (dengan menaati Dia) dan Rasul-Nya ketika Dia memanggil Anda?” Dia kemudian berkata, “Aku akan memberitahukan kepadamu surah terbesar dalam Al-Qur'an sebelum aku meninggalkan (masjid).” Ketika Rasulullah (ﷺ) bersiap-siap untuk meninggalkan (masjid), saya mengingatkannya. Beliau menjawab: “Terpuji bagi Allah, Tuhan semesta alam.” (yaitu Surat-al-Fatiha) as-Sab'a Al-Mathani (tujuh ayat yang dibacakan berulang kali).

Bab : Firman Allah: “Dan Allah tidak akan menyiksa mereka sementara kamu (Muhammad) berada di antara mereka, dan Dia tidak akan menyiksa mereka sementara mereka memohon ampun (kepada Allah).” ﷺ (AYAT 8:33)

Narasi Anas bin Malik

Abu Jahl berkata, “Ya Allah! Jika ini benar-benar kebenaran dari-Mu, maka turunkanlah kepada kami hujan batu dari langit atau datangkanlah kepada kami siksa yang pedih”. Maka diturunkan: “Dan Allah tidak akan menyiksa mereka sementara kamu (Muhammad) berada di antara mereka dan Dia tidak akan menyiksa mereka sementara mereka memohon ampun (kepada Allah). Dan mengapa Allah tidak menghukum mereka sementara mereka menghalangi (manusia) dari Al-Masjid-al-Haram?” (QS 8,33-34)

Bab : “Dan perangilah mereka sampai tidak ada lagi fitnah (kekafiran dan syirik, yaitu menyembah selain Allah) dan agama (ibadah) itu hanya untuk Allah (di seluruh dunia). (AYAT 8:39)

Diriwayatkan oleh Ibnu Umar

Bahwa seorang pria datang kepadanya (sementara dua kelompok Muslim berperang) dan berkata, “Wahai Abu Abdur Rahman! Tidakkah kamu mendengar apa yang Allah sebutkan dalam Kitab-Nya: “Dan jika dua kelompok orang mukmin saling berperang...” (49:9) Maka apakah yang menghalangi kamu dari berperang seperti yang Allah sebutkan dalam kitab-Nya?” Ibnu Umar berkata, “Wahai anak saudaraku! Saya lebih suka disalahkan karena tidak berperang karena ayat ini daripada disalahkan karena ayat lain di mana Allah berfirman: “Dan barangsiapa membunuh seorang mukmin dengan sengaja...” (4:93) Kemudian orang itu berkata, “Allah berfirman: -- 'Dan perangilah mereka sampai tidak ada lagi kesengsaraan (menyembah selain Allah) dan agama (yaitu ibadah) semuanya adalah untuk Allah” (8,39) Kami Ibnu Umar berkata, “melakukan hal ini selama masa Rasulullah (ﷺ) ketika jumlah Muslim kecil, dan seorang pria diadili karena agamanya, Para penyembah berhala akan membunuh atau merantainya; tetapi ketika umat Islam bertambah (dan Islam menyebar), tidak ada penganiayaan.” Ketika orang itu melihat bahwa Ibnu 'Umar tidak setuju dengan usulannya, dia berkata, “Apa pendapatmu tentang 'Ali dan 'Utsman? ' Ibnu Umar berkata, “Apa pendapatku tentang Ali dan Utsman? Adapun 'Utsman, Allah mengampuninya dan kamu tidak suka mengampuninya, dan 'Ali adalah sepupu dan menantu Rasulullah (ﷺ).” Kemudian dia menunjuk dengan tangannya dan berkata, “Dan itulah (rumah) putrinya yang dapat kamu lihat.”

Bab : “0 Nabi (Muhammad ﷺ)! Dorong orang-orang mukmin untuk berperang...” (AYAT 8:65)

Diriwayatkan oleh Ibnu `Abbas

Ketika diturunkan ayat: “Jika di antara kamu ada dua puluh orang yang sabar, mereka akan mengalahkan dua ratus.” (8,65), maka diwajibkan bagi kaum muslimin bahwa seorang (Muslim) tidak boleh melarikan diri dari sepuluh (non-Muslim). Sufyan (sub-narator) pernah berkata, “Dua puluh (Muslim) tidak boleh melarikan diri sebelum dua ratus (bukan Muslim).” Kemudian diturunkan: “Tetapi sekarang Allah telah meringankan (tugas) Anda..” (8,66) Maka menjadi wajib bahwa seratus (Muslim) tidak boleh melarikan diri sebelum dua ratus (non-Muslim). Suatu ketika Sufyan berkata tambahan, “Ayat: 'Dorong orang-orang mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu (Muslim),” diturunkan. Sufyan berkata, “Ibnu Shabrama berkata, “Saya melihat bahwa perintah ini berlaku untuk kewajiban memerintahkan kebaikan dan melarang kejahatan.”

Bab : Firman Allah: “Maka berjalanlah dengan bebas selama empat bulan (seperti yang kamu kehendaki) di seluruh negeri, tetapi ketahuilah bahwa kamu tidak dapat melarikan diri (dari azab) Allah, dan Allah akan menghina orang-orang yang kafir.” (AYAT 9:2)

Narasi Humaid bin `Abdur-Rahman

Abu Huraira berkata, “Selama haji itu (di mana Abu Bakr adalah kepala para peziarah) Abu Bakr mengirim saya bersama dengan para penyiar pada Hari Nahr (10 Dzulhijja) di Mina untuk mengumumkan: “Tidak ada penyembah berhala yang akan melakukan haji setelah tahun ini, dan tidak ada yang akan melakukan tauaf di sekitar Ka'bah dalam keadaan telanjang.” Humaid bin Abdur Rahman menambahkan: Kemudian Rasulullah (ﷺ) mengirim `Ali bin Abi Thalib (setelah Abu Bakr) dan memerintahkannya untuk membacakan dengan lantang surat Bara'a di depan umum. Abu Huraira menambahkan, “Maka Ali, bersama kami, membacakan Bara'a (dengan keras) di hadapan orang-orang di Mina pada Hari Nahr dan mengumumkan, “Tidak ada penyembah berhala yang akan melakukan haji setelah tahun ini dan tidak ada yang akan melakukan tauaf di sekitar Ka'bah dalam keadaan telanjang.”

Bab : Firman Allah: “...Yang kedua dari dua orang, ketika keduanya (Muhammad ﷺ dan Abu Bakar) berada di dalam sebuah gua, lalu Muhammad ﷺ berkata kepada temannya (Abu Bakar), 'Janganlah kamu bersedih (atau takut), sesungguhnya Allah beserta kita.'" (QS. At-Taubah: 40)

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Mulaika

Ketika terjadi perselisihan antara Ibnu Az-Zubair dan Ibnu `Abbas, aku berkata (kepada Ibnu Abbas), "(Mengapa kamu tidak mengambil sumpah setia kepadanya karena) ayahnya adalah Az-Zubair, dan ibunya adalah Asma, dan bibinya adalah `Aisyah, dan kakek dari pihak ibu adalah Abu Bakar, dan neneknya adalah Shafiya?"

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Mulaika

Terjadilah perselisihan di antara mereka (yaitu Ibnu Abbas dan Ibnu Az-Zubair), maka aku pergi menemui Ibnu Abbas di pagi hari dan berkata (kepadanya), "Apakah engkau ingin memerangi Ibnu Zubair dan dengan demikian menghalalkan apa yang telah diharamkan Allah (yaitu berperang di Mekkah?" Ibnu Abbas berkata, "Allah melarang! Allah telah menetapkan bahwa Ibnu Zubair dan Bani Umaiya akan mengizinkan (perang di Mekkah), tetapi demi Allah, aku tidak akan pernah menganggapnya halal." Ibnu Abbas menambahkan. "Orang-orang memintaku untuk bersumpah setia kepada Ibnu AzZubair. Aku berkata, 'Dia benar-benar berhak untuk memangku jabatan sebagai pengganti ayahnya, Az-Zubair adalah penolong Nabi, kakeknya (dari pihak ibu), Abu Bakar adalah sahabat (Nabi) di gua, ibunya, Asma' adalah 'Dhatun-Nitaq', bibinya, `Aisyah adalah ibu dari orang-orang yang beriman, bibinya dari pihak ayah, Khadijah adalah istri Nabi ( ﷺ ), dan bibi dari pihak ayah Nabi ( ﷺ ) adalah neneknya. Dia sendiri saleh dan suci dalam Islam, fasih dalam Pengetahuan Al-Qur'an. Demi Allah! (Sungguh, aku meninggalkan kerabatku, Bani Umaiya demi dia) mereka adalah kerabat dekatku, dan jika mereka harus menjadi penguasaku, mereka juga cenderung demikian dan berasal dari keluarga bangsawan.

Bab : Firman Allah “Orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang bersedekah dengan sukarela…” (QS. At-Taubah: 79)

Diriwayatkan oleh Abu Mas`ud

Ketika kami diperintahkan untuk bersedekah, kami mulai bekerja sebagai kuli (untuk mendapatkan sesuatu yang dapat kami sedekahkan). Abu `Aqil datang dengan membawa setengah sha` (ukuran khusus untuk biji-bijian) dan orang lain membawa lebih banyak dari yang dibawanya. Maka orang-orang munafik berkata, "Allah tidak membutuhkan sedekah orang ini (yakni Abu `Aqil); dan orang ini tidak bersedekah melainkan karena riya." Kemudian Allah menurunkan wahyu:-- 'Orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang bersedekah dengan sukarela dan orang-orang yang tidak mampu bersedekah kecuali apa yang ada pada mereka.' (9.79)

Bab : Pernyataan Allah "Baik kamu (Muhammad ﷺ ) memintakan ampun bagi mereka (orang-orang munafik) atau tidak memintakan ampun bagi mereka, (bahkan) jika kamu memintakan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, Allah tidak akan mengampuni mereka..." (QS. At-Taubah: 80)

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas

Ketika Abdullah bin Ubai meninggal, putranya Abdullah bin Abdullah datang kepada Rasulullah ( ﷺ ) dan meminta agar ia memberikan bajunya untuk menutupi ayahnya. Rasulullah memberikan bajunya dan Abdullah meminta Rasulullah ( ﷺ ) untuk melaksanakan salat jenazah untuknya (ayahnya). Rasulullah ( ﷺ ) bangkit untuk melaksanakan salat jenazah untuknya, namun Umar juga bangkit dan memegangi kain Rasulullah ( ﷺ ) dan berkata, "Wahai Rasulullah ( ﷺ ) Apakah engkau akan melaksanakan salat jenazah untuknya, padahal Tuhanmu telah melarangmu untuk melaksanakan salat untuknya?" Rasulullah ( ﷺ ) bersabda, "Namun Allah telah memberiku pilihan dengan berfirman: '(Apakah kamu) memohon ampunan bagi mereka, atau tidak memohon ampun bagi mereka; meskipun kamu memohon ampun bagi mereka tujuh puluh kali..' (9.80) maka aku akan memohon lebih dari tujuh puluh kali." Umar berkata, "Namun dia (`Abdullah bin 'Ubai) adalah seorang munafik!" Namun, Rasulullah ( ﷺ ) melaksanakan salat jenazah untuknya, kemudian Allah berfirman: 'Dan sekali-kali (wahai Muhammad) tidak mendoakan seorang pun dari mereka yang meninggal, dan tidak berdiri di dekat kuburnya.' (9.84)

Diriwayatkan dari Umar bin Al-Khattab

Ketika Abdullah bin Ubai bin Salul meninggal, Rasulullah ( ﷺ ) dipanggil untuk melaksanakan salat jenazahnya. Ketika Rasulullah ( ﷺ ) berdiri (untuk melaksanakan salat), aku melompat ke arahnya dan berkata, "Wahai Rasulullah ( ﷺ )! Apakah engkau melaksanakan salat untuk Ibnu Ubai meskipun ia mengucapkan kalimat fulan pada hari fulan?" Aku terus menyebutkan ucapannya. Rasulullah ( ﷺ ) tersenyum dan berkata, "Jauhilah aku, wahai Umar!" Namun ketika aku berbicara terlalu banyak kepadanya, ia berkata, "Aku telah diberi pilihan, dan aku telah memilih (ini); dan seandainya aku tahu bahwa jika aku memohon ampun untuknya lebih dari tujuh puluh kali, ia akan diampuni, aku akan memohon ampun lebih banyak dari itu." Maka Rasulullah ( ﷺ ) pun melaksanakan salat jenazah untuknya, kemudian berangkat. Namun, tidak lama kemudian turunlah dua ayat dari Surat Bara'a, yakni: "Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mendoakan salah seorang di antara mereka yang meninggal dunia... dan kamu meninggal dalam keadaan durhaka." (9.84) Kemudian aku merasa heran dengan keberanianku berbicara seperti itu kepada Rasulullah ( ﷺ ), padahal Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.

Bab : Firman Allah “Tidaklah patut bagi Nabi ( ﷺ ) dan orang-orang yang beriman memohonkan ampunan Allah bagi orang-orang musyrik …” (QS. ﷺ -Taubah: 113)

Diriwayatkan oleh Al-Musaiyab

Ketika ajal Abu Thalib semakin dekat, Nabi ( ﷺ ) mendatanginya, sementara Abu Jahal dan `Abdullah bin Abi Umaiya hadir bersamanya. Nabi ( ﷺ ) berkata, "Wahai paman, katakanlah: Tidak ada yang berhak disembah selain Allah, agar aku dapat membela perkaramu di hadapan Allah." Mendengar itu, Abu Jahal dan `Abdullah bin Abu Umaiya berkata, "Wahai Abu Thalib! Apakah kamu ingin meninggalkan agama `Abdul Muttalib?" Kemudian Nabi berkata, "Aku akan terus memohon (Allah) ampunan untukmu, kecuali jika aku dilarang melakukannya." Kemudian diturunkanlah:-- 'Tidaklah pantas bagi Nabi ( ﷺ ) dan orang-orang yang beriman untuk memohon (Allah) ampunan bagi orang-orang kafir, meskipun mereka adalah kerabat, setelah jelas bagi mereka bahwa orang-orang kafir itu adalah penghuni neraka.' (9.113)

Bab : Firman Allah "Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul (Muhammad ﷺ ) dari kalangan kamu sendiri (yang kamu kenal baik). Sungguh menyedihkan baginya bahwa kamu ditimpa suatu musibah atau kesulitan..." (QS. At-Taubah: 128)

Bab : "Tidak diragukan lagi, sesungguhnya mereka telah menutup dada mereka agar mereka dapat bersembunyi dari-Nya. Sesungguhnya, sekalipun mereka menutupi diri dengan pakaian mereka, Dia mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka nyatakan. Sesungguhnya, Dia Maha Mengetahui isi dada." (QS. 11:5)

Dikisahkan oleh Amr

Ibnu Abbas membacakan: "Tidak diragukan lagi! Mereka menutup dada mereka untuk bersembunyi dari-Nya. Tentu saja! Bahkan ketika mereka menutupi diri mereka dengan pakaian mereka." (11.5)

Bab : Pernyataan Allah: "...dan sempurnakanlah nikmat-Nya kepadamu dan kepada anak cucu Ya'qub..." (QS. 12:6)

Diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar

Nabi ( ﷺ ) bersabda, “Yang mulia, putra dari yang mulia, putra dari yang mulia, yaitu Yusuf, putra Yakub, putra Ishaq, putra Ibrahim.”

Bab : Pernyataan Allah "Ia berkata, 'Tidak, sebenarnya kamu sendiri yang mengada-ada. Maka (bagiku) kesabaran itu lebih utama. Dan Allah-lah yang dapat dimintai pertolongan terhadap apa yang kamu ceritakan itu.'" (QS. 12:18)

Diriwayatkan oleh Az-Zuhri

`Urwa bin Az-Zubair, Sa`id bin Al-Musaiyab, 'Al-Qama bin Waqqas dan 'Ubaidullah bin `Abdullah meriwayatkan kisah `Aisyah, istri Nabi, ketika para pencemooh telah mengatakan tentangnya apa yang telah mereka katakan dan Allah kemudian menyatakan dia tidak bersalah. Masing-masing dari mereka meriwayatkan sebagian dari kisah (di mana) Nabi ( ﷺ ) berkata (kepada `Aisyah). "Jika kamu tidak bersalah, maka Allah akan menyatakan kamu tidak bersalah: tetapi jika kamu telah melakukan dosa, maka mintalah ampunan Allah dan bertobatlah kepada-Nya." `Aisyah berkata, "Demi Allah, aku tidak menemukan contoh untuk kasusku kecuali dari ayah Yusuf (ketika dia berkata), 'Maka (bagiku) kesabaran adalah yang paling tepat.'" Kemudian Allah menurunkan sepuluh ayat:-- "Sesungguhnya orang-orang yang menyebarkan fitnah itu adalah sekelompok dari kamu.." (24.11)

Bab : “Sesungguhnya! Yang paling buruk dari makhluk hidup (bergerak) di sisi Allah adalah orang tuli dan bisu, mereka yang tidak mengerti (yaitu orang-orang yang tidak mengerti). (AYAT 8:22)

Diriwayatkan oleh Ibnu `Abbas

Mengenai ayat: “Sesungguhnya! Binatang yang paling buruk di sisi Allah adalah orang tuli dan bisu, yaitu orang-orang yang tidak mengerti.” (QS 8,22) adalah beberapa orang dari suku Bani 'Abd-Addar.

Bab : Firman Allah: “Sesungguhnya jumlah bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan (dalam setahun), maka ditetapkan oleh Allah pada hari ketika Dia menciptakan langit dan bumi; empat dari mereka adalah bulan suci, yaitu, yaitu, bulan 1, 7, 11, dan 12 dari kalender Islam). Itu adalah agama yang benar, maka janganlah kamu salah di dalamnya. (AYAT 9:36)

Narasi Abu Bakr

Rasulullah SAW berkata, “Waktu telah kembali ke keadaan semula seperti ketika Allah menciptakan langit dan bumi; tahun itu adalah dua belas bulan, empat di antaranya adalah suci. ﷺ Tiga dari mereka berturut-turut; Dhul-Qa'da, Dzulhijja dan Al-Muharram, dan (yang keempat adalah) Rajab Mudar (dinamai suku Mudar seperti yang biasa mereka hormati bulan ini) yang berdiri di antara Jumad (ath-thani) dan Sha'ban.”

Bab : Firman Allah “Orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang bersedekah dengan sukarela…” (QS. At-Taubah: 79)

Diceritakan Shaqiq

Abu Mas`ud Al-Anshari berkata, "Rasulullah ( ﷺ ) biasa memerintahkan kami untuk bersedekah. Maka salah seorang di antara kami berusaha keras untuk mendapatkan satu Mud (sejenis gandum, kurma, dan sebagainya) untuk disedekah, padahal hari ini salah seorang di antara kami memiliki seratus ribu Mud." Shaqiq berkata: Seolah-olah Abu Masud merujuk pada dirinya sendiri.

Bab : Pernyataan Allah “Dan (ada) orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka…” (QS. 9:102)

Diriwayatkan oleh Samura bin Jundab

Rasulullah ( ﷺ ) bersabda, "Malam ini dua orang (pengunjung) datang kepadaku (dalam mimpiku) dan membawaku ke sebuah kota yang dibangun dengan batu bata emas dan batu bata perak. Di sana kami bertemu dengan laki-laki yang separuh tubuhnya tampak seperti manusia paling tampan yang pernah kamu lihat, dan separuhnya lagi tampak seperti manusia paling jelek yang pernah kamu lihat. Kedua pengunjung itu berkata kepada laki-laki itu, 'Pergilah dan celupkan dirimu ke dalam sungai itu.' Maka mereka pun mencelupkan diri ke dalamnya, kemudian datang kepada kami, kejelekan mereka telah lenyap dan mereka berada dalam bentuk yang paling tampan. Pengunjung itu berkata, 'Yang pertama adalah Taman Eden dan itulah tempat tinggalmu.' Kemudian mereka menambahkan, 'Adapun orang-orang yang separuh jelek dan separuh tampan itu, mereka adalah orang-orang yang mencampur amal baik dan amal buruk, tetapi Allah mengampuni mereka.'