Kitab Sunnah
كتاب المقدمة
Bab : Tentang Qadar (Ketetapan Ilahi)
"Kami sedang duduk bersama Nabi ( ﷺ ) dan beliau memegang sebatang kayu di tangannya. Beliau menggaruk tanah dengan kayu itu, kemudian mengangkat kepalanya dan berkata: 'Tidak ada seorang pun di antara kalian yang tidak ditentukan tempatnya di surga atau neraka.' Beliau ditanya: 'Wahai Rasulullah, apakah kita tidak boleh bergantung pada itu?' Beliau menjawab: 'Tidak, berusahalah dan jangan bergantung pada itu, karena sesungguhnya setiap orang akan dimudahkan untuk mengerjakan apa yang telah diciptakan untuknya.' Kemudian beliau membaca: "Adapun orang yang bersedekah dan bertakwa kepada Allah, bertakwa kepada-Nya, dan beriman kepada Al-Husna, maka Kami akan memudahkan baginya jalan kemudahan (kebaikan). Dan orang yang kikir dan merasa cukup. Dan mengingkari Al-Husna, maka Kami akan memudahkan baginya jalan keburukan."
“Rasulullah ( ﷺ ) bersabda: ‘Tidaklah seorang hamba pun beriman hingga ia beriman kepada empat perkara: kepada Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, bahwa aku adalah utusan Allah, kepada kebangkitan setelah kematian, dan kepada takdir Allah.’”
“Rasulullah ( ﷺ ) dipanggil ke pemakaman seorang anak dari kalangan Anshar. Aku berkata: ‘Wahai Rasulullah, kabar gembira untuknya! Dia adalah salah satu burung kecil di surga, yang tidak pernah melakukan kejahatan dan tidak mencapai usia untuk melakukan kejahatan (yakni usia pertanggungjawaban).’ Beliau berkata: ‘Tidak mungkin demikian, wahai ‘Aisyah! Karena Allah menciptakan manusia untuk surga, Dia menciptakan mereka untuk surga ketika mereka masih dalam kandungan ayah mereka, dan Dia menciptakan manusia untuk neraka, Dia menciptakan mereka untuk neraka ketika mereka masih dalam kandungan ayah mereka.’”
"Orang-orang musyrik dan Quraisy datang dan berdebat dengan Nabi ( ﷺ ) tentang takdir Allah. Kemudian turunlah ayat berikut: "Pada hari ketika mereka diseret ke dalam api neraka dengan wajah mereka (dikatakan kepada mereka): "Rasakan sensasi neraka Jahannam!" Sesungguhnya Kami telah menciptakan segala sesuatu dengan takdir. (Ketetapan Allah)"
Ia berkata: "Aku mendengar Rasulullah ( ﷺ ) bersabda: 'Barangsiapa yang mengatakan sesuatu tentang takdir Allah, maka ia akan ditanya tentangnya pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang tidak mengatakan sesuatu tentangnya, maka ia tidak akan ditanya tentangnya.'"Sindhi lain yang senada.
Catatan: Mayoritas ulama menafsirkan ini dengan makna bahwa benda-benda ini dengan sendirinya tidak menularkan atau menimbulkan bahaya melalui sarana gaib atau tersembunyi, melainkan bahwa Allah-lah yang memegang kendali sepenuhnya, dan takhayul menakutkan apa pun di sekitar benda-benda ini adalah salah.
Bab : Keutamaan Para Sahabat Rasulullah saw.
Bab : Keutamaan Abu Bakar Siddiq (ra)
"Rasulullah saw bersabda: 'Aku tidak butuh persahabatan dengan seorang khalil (sahabat karib), tetapi seandainya aku harus mengambil seseorang sebagai teman karib, niscaya aku akan mengambil Abu Bakar sebagai teman karib, tetapi teman karibmu adalah sahabat karib Allah,'" (salah seorang perawi) Waki' berkata: (dengan ungkapan 'teman karibmu'), ia merujuk kepada dirinya sendiri.
"Rasulullah bersabda: 'Abu Bakar dan Umar adalah pemimpin para penghuni surga yang telah baligh, yang pertama dan yang terakhir, kecuali para Nabi dan Rasul. Akan tetapi, janganlah kalian ceritakan hal itu kepada mereka, wahai Ali, selama mereka masih hidup.'"
“Rasulullah saw keluar berdiri di antara Abu Bakar dan Umar dan berkata: ‘Demikianlah aku akan dibangkitkan.’”
“Rasulullah bersabda: ‘Abu Bakar dan ‘Umar adalah pemimpin para penghuni surga yang telah baligh, yang pertama dan yang terakhir, kecuali para Nabi dan Rasul.’”
“Ditanyakan kepada Rasulullah, ‘Wahai Rasulullah, siapakah di antara manusia yang paling engkau cintai?’ Beliau menjawab: ‘Aisyah.’ Ditanyakan lagi, ‘Dan di antara laki-laki?’ Beliau menjawab: ‘Ayahnya.’”
Bab : Keutamaan Umar (ra)
"Aku bertanya kepada Aisyah, "Siapakah di antara sahabat (Nabi) yang paling dicintainya?" Dia menjawab, "Abu Bakar." Aku bertanya, "Lalu siapa di antara mereka?" Dia menjawab, "Umar." Aku bertanya, "Lalu siapa di antara mereka?" Dia menjawab, "Abu Ubaidah."
"Ketika Umar menjadi Muslim, Jibril turun dan berkata: 'Wahai Muhammad! Penduduk surga bergembira karena keislaman Umar.'"
"Kami sedang duduk bersama Nabi dan beliau bersabda: 'Ketika aku sedang tidur, aku melihat diriku di surga (dalam mimpi), dan aku melihat seorang wanita sedang berwudhu di samping sebuah istana. Aku bertanya: 'Istana siapakah ini?' Dia menjawab: 'Istana Umar.' Aku teringat rasa cemburu yang dimilikinya, jadi aku berbalik dan pergi.'" Abu Hurairah berkata: ''Umar menangis dan berkata: 'Semoga ayah dan ibuku dikorbankan untukmu, wahai Rasulullah! Apakah aku akan merasa cemburu terhadapmu?'"
Bab : Keutamaan Utsman (ra)
Rasulullah bersabda: "Setiap Nabi akan memiliki seorang sahabat di surga, dan sahabatku di sana adalah Utsman bin Affan."
"Rasulullah saw menyebutkan tentang fitnah (bencana) yang sudah dekat. Kemudian seorang laki-laki lewat dengan kepala tertutup. Rasulullah saw bersabda: 'Pada hari itu, orang ini akan mengikuti petunjuk yang benar.' Aku pun melompat dan memegang lengan Utsman, kemudian aku menoleh ke arah Rasulullah saw dan bertanya: 'Orang ini?' Beliau berkata: 'Orang ini.'"
Rasulullah bersabda: "Wahai Utsman, jika suatu hari Allah mengangkatmu sebagai khalifah dalam urusan ini dan orang-orang munafik ingin melepaskanmu dari pakaian yang telah Allah kenakan padamu (yaitu, jabatan khalifah), janganlah kamu menanggalkannya." Beliau mengucapkan hal itu sebanyak tiga kali. (Salah seorang perawi) Nu'man berkata: "Aku berkata kepada Aisyah: 'Apa yang menghalangimu untuk mengatakan hal itu kepada orang-orang?' Ia berkata: 'Aku dibuat melupakannya.'"
Bab : Keutamaan Zubayr (ra)
''Aisyah berkata kepadaku: 'Hai Urwah, sesungguhnya kedua ayahmu termasuk orang-orang yang menjawab (panggilan) Allah dan Rasul (Muhammad) setelah mereka terluka. (Mereka adalah) Abu Bakar dan Zubair.''
Bab : Keutamaan Thalhah bin Ubaidillah (ra)
“Nabi memandang Talhah dan berkata: 'Ini adalah salah satu di antara mereka yang memenuhi janjinya.'”