Sopan santun dan Bentuk yang Baik (Al-Adab)

كتاب الأدب

Bab : Mengatakan “Wailaka.”

Narasi Anas

Nabi (ﷺ) melihat seorang pria mengendarai Badana (unta untuk kurban) dan berkata (kepadanya). “Naik.” Pria itu berkata, “Itu adalah bandana.” Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Naiklah di atasnya.” Pria itu berkata, “Itu adalah bandana.” Nabi (ﷺ) berkata, “Naik di atasnya, celakalah kamu!”

Narasi Anas bin Malik

Rasulullah (ﷺ) sedang dalam perjalanan dan dia memiliki seorang budak hitam bernama Anjasha, dan dia mengemudikan unta (sangat cepat, dan ada wanita yang menunggangi unta-unta itu). Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Waihaka -semoga Allah berbelas kasihan kepadamu, wahai Anjasha! Berkendaralah perlahan (unta) dengan bejana kaca (wanita)!”

Narasi Abu Huraira

Seorang pria datang kepada Rasulullah (ﷺ) dan berkata, “Wahai Rasulullah (ﷺ)! Aku hancur!” Rasulullah SAW bersabda, “Waihaka (semoga Allah berbelas kasihan kepadamu)!” ﷺ Pria itu berkata, “Saya telah melakukan hubungan seksual dengan istri saya saat berpuasa di bulan Ramadhan.” Nabi (ﷺ) berkata, “Manumit seorang budak.” Pria itu berkata, “Saya tidak mampu membelinya.” Nabi (ﷺ) berkata, “Kalau begitu puasalah selama dua bulan berturut-turut.” Orang itu berkata, “Aku tidak punya kuasa untuk melakukannya.” Nabi (ﷺ) berkata, “Kalau begitu beri makan enam puluh orang miskin.” Orang itu berkata, “Aku tidak punya apa-apa (untuk memberi makan enam puluh orang). Kemudian sebuah keranjang penuh kurma dibawa kepada Nabi (ﷺ) dan dia berkata (kepada pria itu), “Ambillah dan berikan sebagai sedekah.” Pria itu berkata, “Wahai Rasulullah (ﷺ)! Haruskah aku memberikannya kepada orang lain selain keluargaku? Demi Dia yang di tangan-Nya hidupku berada, tidak ada seorangpun yang lebih miskin dariku di seluruh kota Madinah.” Nabi (ﷺ) tersenyum sampai gigi premolar terlihat, dan berkata, “Ambillah.” Az-Zuhri berkata (yang dikatakan Nabi (ﷺ)). “Wailaka.”

Bab : Tanda-tanda mengasihi Allah

Diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas'ud

Seorang pria datang kepada Rasulullah (ﷺ) dan berkata, “Wahai Rasulullah (ﷺ)! Apa yang Anda katakan tentang seorang pria yang mencintai beberapa orang tetapi tidak dapat mengejar kebaikan mereka?” Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Setiap orang akan bersama orang-orang yang dicintainya.”

Narasi Anas bin Malik

Seorang pria bertanya kepada Nabi (ﷺ), “Kapan hari kiamat akan ditetapkan wahai Rasulullah (ﷺ)?” Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Apa yang telah kamu persiapkan untuk itu?” Pria itu berkata, “Saya belum menyiapkan banyak doa atau puasa atau sedekah untuk itu, tetapi saya mencintai Allah dan Rasul-Nya.” Nabi (ﷺ) berkata, “Kamu akan bersama orang-orang yang kamu cintai.”

Bab : Perkataan satu orang kepada yang lain: Ikhsa

Diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar

'Umar bin Al-Khattab berangkat bersama Rasulullah (ﷺ), dan sekelompok sahabatnya kepada Ibnu Saiyad. Mereka menemukannya bermain dengan anak-anak di benteng atau dekat Bukit Bani Maghala. Ibnu Saiyad sedang mendekati masa pubertasnya pada waktu itu, dan dia tidak memperhatikan kedatangan Nabi (ﷺ) sampai Rasul Allah membelai punggungnya dengan tangannya dan berkata, “Apakah Anda bersaksi bahwa saya adalah Rasul Allah (ﷺ)?” Ibnu Saiyad menatapnya dan berkata, “Saya bersaksi bahwa Anda adalah rasul orang-orang yang tidak berhuruf (buta huruf)”. Kemudian Ibnu Saiyad berkata kepada para nabi. “Apakah kamu bersaksi bahwa aku adalah Rasul Allah (ﷺ)?” Nabi menyangkal hal itu dengan mengatakan, “Saya percaya kepada Allah dan semua rasul-Nya,” dan kemudian berkata kepada Ibnu Saiyad, “Apa yang kamu lihat?” Ibnu Saiyad berkata, “Orang-orang sejati dan pembohong mengunjungi saya.” Nabi (ﷺ) berkata, “Kamu telah bingung dalam hal ini.” Rasulullah (ﷺ) menambahkan, “Aku telah menyimpan sesuatu untukmu (dalam pikiranku).” Ibnu Saiyad berkata, “Ad-Dukh.” Nabi (ﷺ) berkata, “Ikhsa (Anda harus malu) karena Anda tidak dapat melewati batas Anda.” Umar berkata, “Wahai Rasulullah (ﷺ)! Izinkan aku memotong lehernya.” Rasulullah bersabda (kepada Umar). “Jika orang ini adalah dia (yaitu Ad-Dajjal) maka kamu tidak dapat mengalahkan dia; dan jika dia orang lain, maka kamu tidak akan berguna untuk membunuhnya.” Abdullah bin Umar menambahkan: Kemudian Rasulullah (ﷺ) dan Ubai bin Ka'b Al-Ansari (sekali lagi) pergi ke taman di mana Ibnu Saiyad hadir. Ketika Rasulullah (ﷺ) memasuki taman, dia mulai bersembunyi di balik batang pohon kurma dengan maksud mendengar sesuatu dari Ibnu Saiyad sebelum yang terakhir bisa melihatnya. Ibnu Saiyad sedang berbaring di tempat tidurnya, ditutupi dengan selembar beludru dari tempat mumurnya terdengar. Ibu Ibnu Saiyad melihat Nabi dan berkata, “Wahai Saf (julukan Ibnu Saiyad)! Inilah Muhammad!” Ibnu Saiyad berhenti bergumam. Nabi (ﷺ) berkata, “Jika ibunya diam, maka saya akan belajar lebih banyak tentang dia.” Abdullah menambahkan: Rasulullah (ﷺ) berdiri di hadapan umat (menyampaikan khotbah), dan setelah memuji dan memuliakan Allah sebagaimana mestinya, dia menyebut Ad-Dajjal dengan mengatakan, “Saya memperingatkan Anda terhadap dia, dan tidak ada nabi yang memperingatkan para pengikutnya tentang dia. Nuh memperingatkan murid-muridnya terhadap dirinya, tetapi aku memberitahukan kepadamu tentang dia, sesuatu yang tidak diberitahukan oleh seorang nabi kepada kaumnya, yaitu: Ketahuilah bahwa dia buta pada satu mata, padahal Allah tidak demikian.”

Bab : Jangan menyalahgunakan Ad-Dahr

Narasi Abu Huraira

Nabi (ﷺ) berkata, “Jangan panggil anggur Al-Karm, dan jangan katakan 'Khaibat-ad-Dahri, karena Allah adalah Dahr. (Lihat Hadis No. 202.)

Bab : “Sebut dirimu dengan nama-Ku, tetapi janganlah kamu menyebut dirimu dengan Kunyah-Ku.”

Narasi Jabi

Seorang pria di antara kami melahirkan seorang anak laki-laki yang dia beri nama Al-Qasim. Orang-orang berkata, “Kami tidak akan memanggilnya (yaitu, ayah) dengan Kuniya (Abu l-Qasim) itu sampai kami bertanya kepada Nabi (ﷺ) tentang hal itu. Nabi (ﷺ) berkata. “Sebut dirimu dengan nama-Ku, tetapi janganlah kamu menyebut dirimu dengan KuniyaKu.”

Bab : Barangsiapa menyebut nama-nama nabi-nabi.

Narasi Al-Bara

Ketika Ibrahim (putra Nabi) meninggal, Rasulullah (ﷺ) berkata, “Ada seorang perawat basah untuknya di surga.”

Narasi Abu Musa

Saya mendapat seorang putra dan saya membawanya kepada Nabi (ﷺ) yang menamainya Ibrahim, dan memasukkan ke dalam mulutnya jus buah kurma (yang telah dikunyah sendiri? dan memohon nikmat Allah kepadanya, lalu mengembalikannya kepadaku. Ia adalah putra sulung Abi Musa.

Diriwayatkan Al-Mughira bin Syuba

Gerhana matahari terjadi pada hari kematian Ibrahim (putra Nabi).

Bab : Untuk nama: 'al-Walid'

Narasi Abu Hurairah (ra)

Ketika Nabi (ﷺ) (sekali) mengangkat kepalanya setelah membungkuk [dalam shalat] dia berkata, “Ya Allah, selamatkan Al-Walid bin Al-Walid dan Salama bin Hisham dan 'Aiyyash bin Abu Rabi'a dan orang-orang mukmin yang lemah di Mekah. Ya Allah, bersikaplah keras terhadap suku Mudar. Ya Allah, datangkanlah kepada mereka tahun-tahun (kelaparan) seperti tahun-tahun (kelaparan) (kelaparan) (Nabi) Yusuf (Yusuf).

Bab : Kunyah Al-Mushrik.

Narasi Usama bin Zaid

Bahwa Rasulullah (ﷺ) menunggangi seekor keledai yang ditutupi dengan Fadakiya (lembaran beludru) dan Usama menunggang di belakangnya. Dia mengunjungi Sa`d bin 'Ubada (yang sakit) di tempat tinggal Bani Al-Harith bin Al-Khazraj dan insiden ini terjadi sebelum pertempuran Badr. Mereka melanjutkan sampai mereka melewati sebuah pertemuan di mana `Abdullah bin Ubai bin Salul hadir., dan itu sebelum `Abdullah bin Ubat memeluk Islam. Dalam pertemuan itu ada Muslim, penyembah berhala dan Yahudi, dan di antara Muslim ada 'Abdullah bin Rawaha. Ketika awan debu terangkat oleh (gerakan) binatang itu menutupi kumpulan itu, 'Abdullah bin Ubai menutupi hidungnya dengan pakaiannya dan berkata, “Jangan menutupi kami dengan debu.” Rasulullah (ﷺ) menyapa mereka, berhenti, turun dan mengundang mereka kepada Allah (yaitu untuk memeluk Islam) dan membacakan kepada mereka Al-Qur'an. Pada saat itu Abdullah bin Ubai bin Salul berkata kepadanya, “Wahai manusia! Tidak ada yang lebih baik dari apa yang Anda katakan, jika itu adalah kebenaran. Jadi jangan ganggu kami dengan hal itu dalam pertemuan kami, tetapi jika seseorang datang kepada Anda, Anda dapat berkhotbah kepadanya.” Pada saat itu Abdullah bin Rawaha berkata, “Ya, ya Rasulullah (ﷺ)! Panggillah kami dalam pertemuan kami, karena kami menyukainya.” Maka orang-orang Muslim, orang-orang berhala dan orang-orang Yahudi mulai saling melecehkan sampai mereka hendak berperang satu sama lain. Rasulullah (ﷺ) terus menenangkan mereka sampai mereka semua menjadi tenang, kemudian Rasulullah SAW (ﷺ) menunggangi binatangnya dan melanjutkan perjalanan sampai ia masuk ke Sa'd bin 'Ubada. Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Wahai Sa`d! Apakah kamu tidak mendengar apa yang dikatakan Abu Habab?” (artinya 'Abdullah bin Unbar). “Dia berkata begitu-dan-itu.” Sa`d bin Ubada berkata, “Wahai Rasulullah (ﷺ)! Biarkan ayahku dikorbankan untukmu! Maafkanlah dan ampunilah dia, karena demi Dia yang telah menurunkan Kitab kepadamu, Allah telah mengutus kebenaran yang diturunkan kepadamu pada waktu penduduk kota ini memutuskan untuk memahkotikannya ('Abdullah bin Ubai) sebagai penguasa mereka. Maka tatkala Allah menghalanginya dengan kebenaran yang telah Dia berikan kepadamu, maka dia tercekik oleh hal itu, dan hal itu menyebabkan dia berperilaku tidak sopan seperti yang kamu perhatikan. Maka Rasulullah (ﷺ) memaafkannya. Rasulullah (ﷺ) dan sahabat-sahabatnya memaafkan para penyembah berhala dan ahli kitab (Kristen dan Yahudi) seperti yang diperintahkan Allah kepada mereka, dan mereka bersabar ketika mereka terganggu (oleh mereka). Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu akan mendengar banyak hal yang akan membuat kamu sedih dari orang-orang yang telah menerima Kitab sebelum kamu... dan dari orang-orang musyrik (3:186) Dia juga berkata: “Banyak dari ahli Kitab Suci berharap jika mereka dapat menolak kamu sebagai orang kafir setelah kamu beriman... (2.109) Maka Rasulullah (ﷺ) menggunakan apa yang telah diperintahkan Allah kepadanya dengan memaafkan mereka sampai dia diizinkan untuk berperang melawan mereka. Ketika Rasulullah (ﷺ) berperang di Badar dan Allah membunuh siapa yang dibunuhnya di antara para pemuka kafir dan bangsawan Quraisy, dan Rasulullah (ﷺ) dan teman-temannya telah kembali dengan kemenangan dan rampasan, membawa serta beberapa kepala kaum kafir dan bangsawan Quraisy sebagai tawanan. Abdullah bin Ubai bin Salul dan para penyembah berhala yang bersamanya berkata, “Masalah ini (Islam) sekarang telah terungkap (menang), maka berikanlah kepada Rasulullah (ﷺ) janji kesetiaan (untuk memeluk Islam.)” Kemudian mereka menjadi Muslim.

Bab : Al-Ma'arid adalah cara yang aman untuk menghindari kebohongan

Narasi Anas bin Malik

Suatu ketika Nabi (ﷺ) berada di salah satu perjalanannya, dan pengemudi unta mulai bernyanyi (untuk membiarkan unta pergi dengan cepat). Nabi (ﷺ) berkata kepadanya. “(Hati-hati) Berkendara perlahan dengan bejana kaca, O Anjasha! Waihaka (Semoga Allah Maha Penyayang kepadamu).

Narasi Anas bin Malik

Nabi (ﷺ) memiliki seorang Had (pengemudi unta) bernama Anjasha, dan dia memiliki suara yang bagus. Nabi (ﷺ) berkata kepadanya, “Berkendaralah perlahan, wahai Anjasha! Jangan pecahkan bejana kaca!” Dan Qatada berkata, “Maksudnya adalah wanita-wanita yang lemah.”

Narasi Anas bin Malik

Ada keadaan ketakutan di Madinah. Rasulullah (ﷺ) menunggang kuda milik Abu Talha (untuk melihat masalah ini). Nabi (ﷺ) berkata, “Kami tidak dapat melihat apa-apa, dan kami menemukan kuda itu seperti laut (cepat dalam kecepatan).

Bab : Deskripsi sesuatu oleh seorang pria sebagai 'tidak ada' sementara dia bermaksud bahwa itu tidak benar

Narasi `Aisha

Beberapa orang bertanya kepada Rasulullah (ﷺ) tentang para pendahulu. Rasulullah SAW bersabda kepada mereka, “Mereka tidak ada apa-apanya.” ﷺ Orang-orang berkata, “Wahai Rasulullah (ﷺ)! Terkadang mereka mengatakan sesuatu yang ternyata benar.” Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Kata yang menjadi benar adalah apa yang diambil oleh seorang jinx dengan mencuri dan kemudian menuangkannya ke telinga pendahulunya dengan suara yang mirip dengan cakar ayam, dan kemudian mereka menambahkan seratus kebohongan.”

Bab : Untuk mengangkat pemandangan ke arah langit

Diriwayatkan oleh Ibnu `Abbas

Suatu kali saya menginap di rumah Maimuna dan Nabi (ﷺ) ada di sana bersamanya. Ketika itu adalah sepertiga terakhir malam, atau sebagian malam, Nabi (ﷺ) bangun melihat ke langit dan membacakan: “Sesungguhnya! Dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, sesungguhnya ada tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (QS 3:190)

Bab : Ketika seseorang bersin, apa yang harus dikatakan?

Narasi Abu Huraira

Rasulullah SAW bersabda, “Jika ada di antara kalian yang bersin, hendaklah ia berkata 'Al-Hamduli llah', dan saudara laki-laki atau temannya (Muslim) harus berkata kepadanya, 'Yar-hamuka-l-Llah' (semoga Allah memberikan rahmat kepadamu). ﷺ Ketika yang terakhir mengatakan 'Yar-hamuka-llah”, yang pertama harus mengatakan, 'Yahdikumul-lah wa Yuslih balakum' (Semoga Allah memberi petunjuk dan memperbaiki kondisi Anda).

Bab : Tashmu tidak boleh dikatakan kepada orang yang bersin jika dia tidak mengatakan 'al-Hamdu-lillah'

Narasi Anas

Dua pria bersin di hadapan Nabi (ﷺ) dan dia mengatakan Tashmit kepada salah satu dari mereka, sementara dia tidak mengatakan Tashmit kepada yang lain. Maka orang itu berkata, “Wahai Rasulullah (ﷺ)! Kau bilang Tashmit pada orang itu tapi kau tidak mengatakan Tashmit padaku. “Nabi (ﷺ) berkata, “Orang itu memuji Allah, tetapi kamu tidak memuji Allah.”